优游国际

TAIPEI, KOMPAS.com – Taiwan tidak ingin “menutup pintunya” untuk China dan bersedia terlibat dalam semangat niat baik, tetapi atas dasar kesetaraan dan tanpa prasyarat politik.

Hal itu disampaikan Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Minggu (12/6/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Hubungan antara Taipei dan Beijing berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: China Berseru Akan Berjuang Sampai Akhir untuk Hentikan Kemerdekaan Taiwan

China selalu mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing dalam beberapa waktu terakhir juga meningkatkan tekanan politik dan militer kepada Taipei.

Dalam sebuah forum keamanan di Singapura, Menteri Pertahanan China mengatakan, Beijing mencari penyatuan kembali secara damai dengan Taiwan tetapi mencadangkan "opsi lain".

Berbicara kepada wartawan setelah China melarang impor ikan kerapu dari Taiwan dengan alasan keamanan, Su mengatakan Taipei selalu memiliki niat baik terhadap China.

Baca juga: China Nyatakan Tak Ragu Memulai Perang atas Taiwan jika Hal Ini Terjadi

“Selama ada kesetaraan, timbal balik, dan tidak ada prasyarat politik, kami bersedia untuk terlibat dalam niat baik dengan China,” kata Su.

“Adapun pelecehan China terhadap Taiwan dengan pesawat militer, kapal perang, penindasan yang tidak masuk akal dan tindakan politik, yang paling tidak masuk akal adalah China,” tambah Su.

“Taiwan tidak ingin menutup pintu untuk China. China telah menggunakan berbagai cara untuk menindas dan memperlakukan Taiwan secara tidak wajar,” lanjut Su.

Baca juga: China Menentang Inisiatif Perdagangan Terbaru AS-Taiwan

China telah menolak untuk berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sejak dia terpilih dalam pemilu pada 2016.

Beijing memandang Tsai sebagai separatis yang menolak untuk menerima bahwa China dan Taiwan adalah bagian dari “satu China”.

Di sisi lain, Tsai menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan-lah yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Baca juga: China Gelar Patroli Kesiapan Tempur Dekat Taiwan, Cegah Kolusi AS-Taipei