KOMPAS.com - Geger perang Rusia-Ukraina masih membuat banyak orang penasaran. Tak heran berita gempuran rudal di Ukraina memuncaki daftar berita paling populer di kanal Global, Kamis (9/3/2023).
Ada pula berita dari sengketa Sultan Sulu versus Malaysia. Bagaimana duduk perkara sebenarnya? Siapa pihak yang dirugikan?
Tim redaksi kami telah menyiapkan rangkumannya untuk Anda, bersama kabar-kabar lain yang tak kalah menarik.
Baca juga: NATO Prediksi Bakhmut Bisa Dikuasai Rusia dalam Hitungan Hari
Rusia disebut telah meluncurkan rudal ke target di seluruh Ukraina, dari Kharkiv di utara hingga Odesa di selatan dan Zhytomyr di barat.
Bangunan dan infrastruktur perumahan di Kharkiv dan Odesa jadi target. Pemadaman listrik pun terjadi di beberapa daerah.
Serangan itu terjadi saat pertempuran sengit berlanjut untuk kota Bakhmut di Ukraina timur.
Baca selengkapnya di sini
Inti sengketa ahli waris Kesultanan Sulu vs Malaysia adalah di negara bagian Sabah yang kaya minyak.
Baca juga: Sepasukan Tentara Rusia Membangkang, Tolak Perintah Berperang: Ini Omong Kosong
Wilayah ini dulunya bernama Kalimantan Utara (North Borneo). Dalam perjanjian 1878, Sultan Sulu di Filipina saat itu yakni Jamalul Alam disebut memberikan Kalimantan Utara kepada dua pedagang Eropa bernama Baron Overbeck dan Alfred Dent, dengan imbalan setoran tahunan.
Kesultanan Sulu dulunya mencakup sejumlah pulau di Filipina selatan dan sebagian Pulau Kalimantan.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Wanita AS yang 30 Tahun Menghilang Ditemukan, Selama Ini Malah Dianggap Meninggal
Identitas tentara Ukraina dalam video eksekusi mati dihujani peluru senapan pasukan Rusia belum diketahui pasti hingga Rabu (8/3/2023). Kantor berita AFP melaporkan, pernyataan dari militer Ukraina menyebutkan dua nama yang berbeda.
Di video, tampak seorang prajurit Ukraina yang diduga adalah tawanan perang berdiri di parit dangkal, lalu diberondong tembakan senapan otomatis tentara Rusia setelah mengucapkan "Slava Ukraini (Jayalah Ukraina)".
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin Dibebaskan, Hadapi Dakwaan Skandal Korupsi Jumat
Anak-anak sekolah di China mulai beralih ke ChatGPT, chatbot berbasis AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan), untuk memangkas waktu pekerjaan rumah mereka.
Para murid ini meloloskan diri dari "Great Firewall" China untuk menggunakan ChatGPT dalam menulis laporan buku dan meningkatkan kemampuan bahasa.
Baca juga: Eropa Alami Musim Dingin Terpanas Kedua dalam Sejarah
Dengan kemampuannya yang dapat menghasilkan esai, puisi, dan kode pemrograman kelas A dalam hitungan detik, ChatGPT telah menjadi perhatian dunia
Baca selengkapnya di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.