MOSKWA, KOMPAS.com - Wabah botulisme, yakni penyakit langka dan sangat berbahaya terkait keracunan makanan, melanda Ibu Kota Rusia, Moskwa.
Penyakit itu menyebabkan lebih dari 120 orang harus mencari pertolongan medis dan sedikitnya 30 orang menjalani perawatan intensif.
Botulisme tak bisa dianggap remeh karena dilaporkan dapat mengancam jiwa.
Baca juga: Rusia Kini Akui ISIS Dalang Penembakan Konser di Moskwa
Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan gagal napas serta kelumpuhan.
Pihak berwenang Rusia pada Senin (17/6/2024) mengatakan, wabah beracun tersebut berasal dari salad yang didistribusikan oleh sebuah layanan pesan antar online yang populer.
"Total 121 orang mencari bantuan medis," kata Anastasia Rakova, Wakil Walikota Moskwa, Senin, sebagaimana dilansir Kantor berita pemerintah Rusia, Ria Novosti.
Disebutkan, bahwa layanan pesan antar online yang terkait dengan kasus ini telah diminta untuk menghentikan operasionalnya pada Minggu (16/6/2024) untuk mendukung investigasi kriminal.
"Saat ini 55 orang berada dalam kondisi serius, 30 di antaranya dalam perawatan intensif," tambahnya.
Badan pengawas kesehatan dan konsumen kota Moskwa, Rospotrebnadzor, mengatakan pada Sabtu (15/6/2024), bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus-kasus yang dicurigai sebagai botulisme.
Kantor kejaksaan Moskwa mengatakan telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas pelanggaran standar keamanan konsumen.
Wakil Walikota Rakova mengatakan bahwa tidak ada ancaman terhadap nyawa mereka yang dirawat di rumah sakit berkat intervensi medis yang tepat waktu.
Baca juga: Rusia Temukan Data Pro-Ukraina di Ponsel Tersangka Penyerangan Moskwa
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus botulisme yang ditularkan melalui makanan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan antitoksin.
Botulisme adalah kondisi yang sangat langka, biasanya disebabkan oleh makanan yang tidak diproses dengan benar dan terkait dengan makanan kaleng dan makanan yang diawetkan.
Bakteri Clostridium botulinum (C. botulinum) tidak menular di antara manusia.
Dikutip dari AFP, perusahaan pengantaran makanan yang terkait dengan wabah ini, Kuchnia Na Rayone ("dapur lokal"), mengeklaim telah mengidentifikasi "insiden risiko potensial" dengan salad yang menggunakan kacang kalengan, dan mereka telah menangguhkan pesanan.
Sementara itu, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, ada 82 kasus botulisme yang dikonfirmasi di seluruh Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) pada 2021, tahun terakhir dari data yang tersedia.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.