BERN, KOMPAS.com - Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Rabu (22/1/2025) menekankan pentingnya diplomasi yang seimbang dalam menangani sengketa wilayah, termasuk di Laut China Selatan.
Ia menilai bahwa China tidak seharusnya dijadikan satu-satunya pihak yang disalahkan meskipun ada ketegangan yang terus berlangsung di kawasan tersebut.
Anwar menyebut bahwa Malaysia juga memiliki persoalan perbatasan dengan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Indonesia, dan Filipina.
Baca juga: Studi: Pria Tumbuh 2 Kali Lipat Lebih Cepat Dibanding Wanita Selama Satu Abad Terakhir
Namun, ia menekankan bahwa persoalan tersebut dapat diselesaikan melalui diskusi tanpa ancaman atau konflik.
“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Singapura, meskipun masih ada isu perbatasan. Sama halnya dengan Thailand, Indonesia, dan Filipina. Tapi kami tidak berperang atau mengancam, kami berdiskusi dan tetap fokus pada kepentingan ekonomi,” kata Anwar, dilansir AFP.
Mengenai China, ia mengatakan bahwa meskipun Malaysia juga menghadapi isu maritim dengan negara tersebut, hubungan kedua negara tetap penting untuk dipelihara.
“China adalah tetangga penting yang harus kita libatkan,” ujar Anwar.
Ia juga menyebut bahwa China, meski sering menjadi sorotan terkait klaim mereka di Laut China Selatan, telah menunjukkan sikap yang “sangat masuk akal” dalam berurusan dengan Malaysia.
“Mereka memperlakukan kita dengan serius, bahkan lebih serius daripada beberapa negara yang selama ini menjadi sekutu lama kita,” tambahnya tanpa menyebutkan negara tertentu.
Ketegangan di Laut China Selatan telah menjadi isu yang sensitif, terutama karena klaim China atas sebagian besar wilayah strategis tersebut dinyatakan tidak memiliki dasar hukum oleh pengadilan internasional.
Baca juga: Peluang Gempa Megathrust M 8-9 di Jepang Capai 82 Persen dalam 30 Tahun
Klaim ini berbenturan dengan negara-negara seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Ketegangan meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama antara China dan Filipina, dengan insiden seperti penabrakan kapal dan penggunaan meriam air terhadap kapal Filipina.
Baca juga: Putin dan Xi Jinping Lakukan Panggilan Video Setelah Pelantikan Trump
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat melibatkan Amerika Serikat, sekutu lama Filipina, ke dalam konflik bersenjata dengan China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.