优游国际

SEOUL, KOMPAS.com - Militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan setelah tentara Korea Utara yang bersenjata menyeberang ke wilayahnya melalui bagian timur perbatasan yang dijaga ketat, Selasa (8/4/2025).

Menurut pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, sekitar sepuluh tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi militer (MDL) di dalam zona demiliterisasi (DMZ) sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

Siaran peringatan dikeluarkan, diikuti oleh tembakan peringatan yang membuat para penyusup untuk mundur ke sisi utara.

Baca juga: Pilpres Korea Selatan Dijadwalkan 3 Juni, Presiden Terpilih Esoknya Langsung Dilantik

"Beberapa tentara Korea Utara bersenjata," terang militer Korea Selatan, sebagaimana diberitakan The Independent.

Militer Korea Selatan mengonfirmasi, penyusupan itu tidak disengaja, dengan menyebutkan bahwa bagian tempat pelanggaran terjadi adalah daerah berhutan dengan rambu tidak jelas di perbatasan.

Tentara Korea Utara dilaporkan membawa peralatan konstruksi pada saat itu, sedangkan tujuan pasti mereka di daerah itu masih belum diketahui.

"Militer kami melakukan siaran peringatan dan tembakan peringatan setelah sekitar 10 tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi militer (MDL) di wilayah timur zona demiliterisasi (DMZ) sekitar pukul 17.00 waktu setempat," kata Kepala Staf Gabungan kepada wartawan.

"Militer kami memantau dengan saksama aktivitas militer Korea Utara dan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasional," imbuhnya.

Baca juga: Kim Jong Un Awasi Langsung Latihan Perang Tentaranya untuk Dikirim Lawan Ukraina

Insiden terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Sehari sebelumnya, pejabat Korea Selatan melaporkan, sekitar 1.500 personel Korea Utara terlibat dalam pemasangan kawat berduri dan melakukan operasi darat di dalam DMZ sebagai bagian dari latihan militer yang sedang berlangsung.

Meskipun tidak ada eskalasi langsung setelah pelanggaran perbatasan pada Selasa, zona tersebut sudah beberapa kali dilanda konfrontasi.

Insiden serupa pada Juni tahun lalu memperlihatkan pasukan Korea Utara sempat melintasi garis sebelum tembakan peringatan dilepaskan oleh Korea Selatan, tetapi tidak terjadi eskalasi lebih lanjut.

DMZ yang membentang sepanjang 250 km dan lebarnya 4 km, dianggap sebagai perbatasan paling termiliterisasi di dunia.

Dipenuhi dengan sekitar dua juta ranjau darat, perbatasan ini dibentengi dengan perangkap tank, kawat berduri, dan pasukan siap tempur di kedua sisi.

Perbatasan ini menjadi warisan Perang Korea 1950–1953, yang diakhiri dengan gencatan senjata alih-alih perjanjian damai.

Diketahui, permusuhan regional saat ini semakin dalam karena pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperkuat hubungan militer dengan Rusia di tengah perang di Ukraina.

Baca juga: Kim Jong Un: AS dan Barat Perluas Cakupan Intervensi Militer secara Global

Kim terus menentang seruan dari Seoul dan Washington untuk melanjutkan perundingan denuklirisasi.

Meskipun ada pernyataan dari Presiden AS Donald Trump awal tahun ini yang menyatakan kesediaan untuk terlibat kembali secara diplomatis dengan Pyongyang, Korea Utara tetap diam dan menuduh Washington meningkatkan permusuhan sejak pelantikan Trump.