Ia mengaku mencium aroma tidak sedap dari makanan yang diterimanya.
"Makan makaroninya cuma dikit karena bau. Sayurnya juga bau. Bau asem," ujar Marsya.
Marsya juga mengeluhkan kondisi wadah makanan yang tampak tidak bersih dan lengket.
Setelah mengonsumsi makanan tersebut, sore harinya ia mengalami mual dan diare yang berlangsung hingga hari berikutnya.
"Sore berak enam kali di rumah, terus besoknya di sekolah berak tiga kali," ujarnya.
Hal serupa juga dialami oleh Muhammad Ramadhan (13), siswa Kelas 7 C yang mengalami mual dan diare pada malam hari setelah mengonsumsi makanan MBG.
"Malamnya mual, berak-berak," katanya.
Usai menerima laporan, pihak sekolah segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyelidiki penyebab keracunan.
Sekolah juga berjanji akan melakukan sosialisasi kepada siswa agar lebih waspada sebelum mengonsumsi makanan.
"Nanti sebelum dimakan siswa akan ngecek lagi apakah menunya masih segar atau tidak. Apakah berbau atau tidak," kata Ganjar.
Sementara itu, Camat Coblong, Krinda, menyebut telah melakukan koordinasi dengan Koramil, Polsek, dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Ia memastikan bahwa aparat dari Danramil dan Kapolsek telah turun langsung ke lokasi sekolah untuk memantau kondisi siswa.
"Kemarin ada Danramil, Kapolsek ke lokasi juga sudah pantau kondisi siswa," kata Krinda.
Meski kejadian ini adalah yang pertama kalinya di sekolah tersebut, menurut Marsya, sebelumnya memang sempat ada beberapa menu MBG yang dinilai tidak layak konsumsi.
"Kadang juga ada satu menu nggak bisa ke makan," ujarnya.
Sementara, terkait kejadian yang menimpanya, Ramadhan berharap agar penyedia makanan lebih berhati-hati ke depannya, mengingat sebelumnya program MBG sempat berjalan baik.
"Semoga bisa lebih baik, sebelumnya baik aja," pungkasnya.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.