KOMPAS.com - Kembalinya lagu "Indonesia Tjantik" yang dinyanyikan Antea Putri Turk telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat.
Antea mengeklaim, ia memiliki hubungan keluarga dengan WR Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia, melalui jalur cicit buyut dari saudaranya.
Namun, klaim tersebut tidak diterima dengan baik oleh beberapa anggota keluarga WR Supratman yang merasa keberatan.
Baca juga: Kontroversi Antea Putri Turk dan Lagu “Indonesia Tjantik”, Klaim Keturunan WR Supratman Dipersoalkan
Antea Putri Turk lahir 20 Desember 2008. Ia memiliki latar belakang yang kuat dalam dunia seni.
Ia merupakan seorang penyanyi, pencipta lagu, serta pengå¼¹ alat musik biola, piano, dan gitar.
Sebagai anak kedua dari pasangan Dario Turk dan Endang Wahyuningsih Josoprawiro, Antea memiliki keturunan Kroasia dari pihak ayahnya.
Dalam karier musiknya, Antea telah meraih prestasi internasional sebagai Leading Soprano dan solis paduan suara di TRCC (The Resonanz Children Choir).
Baca juga: Mengenal “Indonesia Menggugat”, Pidato Bung Karno yang Jadi Simbol Perlawanan
Pada peringatan Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret 2025, Antea mempersembahkan lagu "Indonesia Tjantik" melalui akun Instagram Gerakan Persatuan Indonesia WR Soepratman.
Lagu ini merupakan karya pertama WR Supratman yang ditemukan dalam bentuk lirik pada bulan Oktober 2023.
Pemilihan tanggal 9 Maret juga bukan tanpa alasan.Tanggal 9 Maret dipilih karena merupakan hari kelahiran WR Supratman, yang lahir pada 9 Maret 1903 di Jatinegara, Batavia.
"WR Supratman berusia 21 tahun saat menciptakan lagu ini. Liriknya baru ditemukan, dan saya menciptakan melodi yang sesuai dengan era Hindia Belanda saat itu," tutur dia.
Setelah itu, Antea menyanyikan lagu tersebut dengan melodi yang telah ia ciptakan.
Indraputra, perwakilan dari keluarga mendiang WR Supratman menyampaikan, pihak keluarga keberatan jika Antea menggunakan nama WR Supratman, mengingat hubungan tersebut tidak bersifat langsung.
"Ia adalah keturunan dari Wage Rudolf Supratman, tetapi melalui jalur kakaknya, Ngadini," ungkap Indraputra, yang juga menjabat sebagai humas Yayasan Wage Rudolf Supratman di Jakarta Selatan, Minggu (16/3/2025).
Keluarga menegaskan, mereka tidak ingin nama WR Supratman dipergunakan dalam konteks apapun.