KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Selama masa pandemi ini, beragam penelitian dan riset telah banyak dilakukan, termasuk kandidat immunomodulator yang dibuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Para peneliti LIPI membuat immunomodulator dari bahan tanaman herbal asli Indonesia untuk pasien Covid-19.
Klaim terkait immunomodulator herbal ini pun sudah ramai diperbincangkan oleh berbagai pihak.
Klaim yang pernah disebutkan antara lain, immunomodulator obat yang sudah diujikan ke pasien Covid-19 ini dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
Baca juga: LIPI Targetkan Buat Vaksin Berbentuk Spray, Kapan Selesainya?
Untuk diketahui, immunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memengaruhi sistem imun.
Obat ini memiliki beragam efek dalam penanganan Covid-19.
Mulai dari menekan (disebut immunosupresan) dan meningkatkan (immunostimulan) respon imun, atau menyebabkan jaringan menjadi tidak responsif terhadap suatu antigen (disebut tolerogen).
Secara sederhananya, obat berbasis immunomodulator merupakan obat yang membantu meregulasi atau mengembalikan kerja sistem imunitas atau kekebalan tubuh.
LIPI tengah mengembangkan dua kandidat immunomodulator herbal untuk meningkatkan imun para pasien Covid-19 ini sejak Mei 2020 lalu, dengan target subjek penelitian sebanyak 90 orang.
Pada Minggu (2/8/2020), LIPI mengabarkan tim peneliti di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta berhasil merekrut subjek penelitian terakhir yaitu subjek ke-90.
Kemudian, ada 72 relawan yang telah selesai melakukan uji klinis kandidat immunomodulator pasien Covid-19.
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Masteria Yunolvisa Putra menjelaskan, metode uji klinis kandidat imunomodulator dilakukan secara acak terkontrol tersamar ganda dengan plasebo untuk menjaga dari terjadinya bias pada penelitian.
Terdapat dua produk uji dan satu plasebo yang diberikan secara acak dan merata kepada 90 subyek uji, sehingga terdapat 30 subyek uji untuk masing-masing kelompok.
"Karena digunakan sistem blinding yang tersamar ganda, baik subyek maupun peneliti tidak mengetahui yang diberikan kepada subyek tersebut adalah salah satu dari produk uji yang diujikan atau plasebo," kata Putra yang juga Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Immunomodulator dari Herbal untuk Penanganan Covid-19.
Sistem blinding akan dibuka setelah keseluruhan uji klinis obat terhadap subyek selesai.