优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Rencana Lelang Permata Suci Menuai Kontroversi, Benarkah Milik Sang Buddha?

优游国际.com - 08/05/2025, 20:42 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.om - Pada tahun 1898, sebuah penemuan besar mengguncang dunia arkeologi dan keagamaan. Di Piprahwa, sebuah desa di wilayah utara India yang berbatasan langsung dengan Nepal, William Claxton Peppé—seorang tuan tanah berkebangsaan Inggris—memerintahkan penggalian pada sebuah monumen kuno.

Yang ia temukan bukan sekadar peninggalan biasa, melainkan pusaka yang diyakini berasal dari Sang Buddha sendiri: abu, potongan tulang, dan lebih dari 1.800 permata berkilauan.

Namun, lebih dari satu abad kemudian, temuan sakral itu justru memicu kontroversi global. Sotheby’s Hong Kong, rumah lelang ternama, berencana melelang lebih dari 300 permata dari koleksi tersebut pada 7 Mei 2025. Langkah ini langsung menuai protes dari kalangan akademisi, pemuka agama Buddha, dan pemerintah India.

Warisan Rohani Dunia Tidak untuk Dijual

Kementerian Kebudayaan India secara tegas menyuarakan keberatannya melalui sebuah unggahan di Instagram:

“Relik suci ini adalah bagian dari warisan spiritual dan budaya India serta komunitas Buddhis global,” tulis mereka. “Penjualan ini melanggar hukum India, norma internasional, dan konvensi PBB.”

Pernyataan itu disertai foto surat resmi yang dikirimkan kepada Sotheby’s, yang menuntut pembatalan lelang, pemulangan artefak ke India, permintaan maaf publik, serta penyerahan seluruh dokumen asal-usul barang.

Sotheby’s menanggapi bahwa mereka sedang “memberikan perhatian penuh terhadap perkara ini,” namun pelelangan tetap dijadwalkan berjalan, dengan harga pembukaan sekitar 1,3 juta dolar AS, menurut laporan Richard Whiddington dari Artnet.

Baca juga: Kuil Buddha Tertua Ditemukan di Pakistan Utara

Permata, Abu, dan Tulang Sang Buddha

Pusaka-pusaka itu ditemukan dalam sebuah stupa atau monumen pemakaman Buddha, yang menurut para arkeolog dibangun kembali sekitar tahun 240 SM. Di dalam kamar berkubah di situs tersebut, ditemukan sebuah peti batu pasir berisi lima reliquiarium—wadah relik suci. Di dalamnya tersimpan abu, potongan tulang, dan ratusan batu mulia: mutiara, rubi, safir, hingga topas.

Salah satu reliquiarium memiliki inskripsi pendek yang menunjukkan bahwa tulang tersebut kemungkinan adalah milik Sang Buddha. Pemerintah kolonial Inggris saat itu mengklaim temuan ini berdasarkan “Indian Treasure Trove Act” tahun 1878. Relik tulang kemudian dihadiahkan kepada Raja Siam, sementara sebagian besar emas dan perhiasan disumbangkan ke museum di Kolkata.

Bagian yang akan dilelang adalah “duplikat kecil” yang diizinkan untuk disimpan oleh keluarga Peppé, sebagaimana dijelaskan oleh Chris Peppé, cicit dari William Claxton Peppé, yang mewarisi benda-benda tersebut pada tahun 2013.

Baca juga: Pahatan Hewan di Candi Borobudur Bercerita tentang Calon Buddha

Permata tersebut ditemukan oleh pemilik tanah asal Inggris, William Claxton Peppé, yang menyerahkan sebagian besar koleksinya dan menyimpan sebagian untuk dirinya sendiri. Sotheby's Permata tersebut ditemukan oleh pemilik tanah asal Inggris, William Claxton Peppé, yang menyerahkan sebagian besar koleksinya dan menyimpan sebagian untuk dirinya sendiri.

Siapa yang Berhak Memiliki?

Menurut catatan sejarah, setelah permata itu ditemukan, pemerintah kolonial Inggris mengambil alih berdasarkan hukum yang berlaku saat itu. Sebagian besar barang diberikan ke museum di Kolkata dan Raja Siam (Thailand), tapi sebagian kecil tetap disimpan oleh keluarga Peppé.

Chris Peppé, cicit William Peppé, mewarisi permata itu bersama dua sepupunya pada 2013. Mereka telah memamerkan benda-benda ini di beberapa museum internasional, dan sekarang memutuskan untuk menjualnya.

Namun banyak orang tak setuju.

“Permata itu, juga abu dan tulang, milik Sang Buddha. Tidak seharusnya dijual kepada penawar tertinggi,” tulis dua sejarawan seni Buddha dari Universitas SOAS di London, Conan Cheong dan Ashley Thompson.

Mereka juga menilai bahwa penjualan ini seperti melanjutkan warisan kekerasan kolonial.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau