Para ilmuwan menemukan varian beberapa gen yang memengaruhi aktivitas komplemen atau koagulasi dikaitkan dengan gejala Covid-19 yang lebih parah yang memerlukan rawat inap.
"Varian ini belum tentu akan menentukan hasil seseorang, tapi temuan ini adalah bukti lain bahwa jalur komplemen dan koagulasi berpartisipasi dalam morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan Covid-19," kata Shapira.
Studi yang dipublikasikan pada 3 Agustus di Nature Medicine ini mengungkapkan hubungan dengan komplemen menunjukkan bahwa obat yang ada untuk menghambat sistem komplemen dapat membantu mengobati pasien dengan sakit yang parah.
Baca juga: Covid-19 Belum Bisa Disebut sebagai Virus Musiman seperti Flu, Ini Penjelasan Ahli
Dokter yang merawat pasien Covid-19 telah sejak awal pandemi, memperhatikan masalah koagulasi. Beberapa uji klinis juga sedang dilakukan untuk menentukan cara terbaik untuk menggunakan perawatan anti-koagulasi yang ada.
Penghambat komplemen saat ini digunakan pada penyakit yang relatif jarang, tetapi setidaknya satu uji klinis sedang menguji gagasan tersebut pada pasien Covid-19.
"Semoga akan menginspirasi orang lain untuk mengevaluasi hipotesis ini dan melihat apakah itu sesuatu yang dapat berguna untuk memerangi pandemi virus corona yang sedang berlangsung," jelas Tatonetti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.