Penanggalan perlu dilakukan karena tepat di sebelah timur lokasi penemuan adalah TPU dusun Bendo.
"Karena itu, penanggalan memang sangat penting. Ini (penanggalan) merupakan salah satu kunci memahami di era apa sisa rangka tersebut pernah hidup, di era Majapahit atau tidak," kata Toetik.
Toetik menjelaskan, secara fisik manusia yang hidup di era Majapahit dan sekarang tidak ada bedanya. Peneliti mengetahui perbedaannya dari hasil penanggalan.
Namun mengingat proses penanggalan memerlukan waktu dan biaya, hingga saat ini belum ada yang dapat diinformasikan Toetik.
"Penanggalan memerlukan waktu dan biaya. Sebab itu, saya masih menunggu kesempatan tersebut," imbuhnya.
Jika kerangka tersebut benar berasal dari era Majapahit, Toetik berkata, temuan ini akan sangat berharga bagi sains terkait informasi kehidupan manusia di zaman Majapahit yang tergolong langka.
Selain itu, jika analisis DNA telah diperoleh, peneliti dapat mengetahui afiliasi populasi kerangka tersebut.
“Kalaupun bukan dari zaman Majapahit, tetap saja penemuan kerangka manusia itu bermakna untuk dipelajari asalkan tidak melanggar kode etik dan budaya setempat,” ucapnya.
Baca juga:
Selain berpotensi menjadi penemuan penting manusia di era klasik Indonesia, kerangka ini juga dapat digunakan sebagai media pendidikan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan.
Dr. Toetik mengikuti penelitian ini setelah dihubungi oleh ketua tim ekskavasi BPCB Jawa Timur yang memberikan foto bagian tulang yang mencuat dari lokasi ekskavasi.
Situs Kumitir merupakan cagar budaya yang dipercaya sebagai istana Bhre Wengker di Kompleks Majapahit Kotaraja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.