Menurutnya, hal itu terjadi akibat adanya deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa dengan mekanisme pergerakan naik-mendatar (oblique thrust fault).
Daryono menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa Mw 5,1 di selatan Yogyakarta.
Selain itu, berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Dgn memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Yogyakarta Mw5,1 pagi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi/patahan dlm Lempeng Indo-Australia yg tersubduksi ke bawah P. Jawa dgn mekanisme pergerakan naik-mendatar (oblique thrust fault).
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG)
Baca juga: Gempa Hari Ini: Selatan Jawa Barat Diguncang Gempa Bumi M 5,1
"Hingga pukul 05.50 WIB pagi ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) di selatan Yogyakarta," imbuhnya.
Daryono menegaskan bahwa gempa bumi di selatan Yogyakarta berkekuatan M 5,1 pagi ini, bukan gempa megathrust.
Sebab, tidak bersumber di bidang kontak antar-Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia (subduksi landai-dangkal).
"Tapi hiposenternya agak dalam sedikit memasuki Zona Benioff (subduksi mulai menukik)," jelas Daryono.
Baca juga: Berapa Besar Kekuatan Gempa Bumi yang Menyebabkan Tsunami?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.