KOMPAS.com - Para ahli astronomi telah berhasil menemukan gugus bintang terjauh dan tertua di alam semesta.
Ini adalah pertama kalinya para astronom melihat gugus bintang yang telah ada sejak sebelum setengah miliar tahun pertama alam semesta.
Cahaya dari kelompok bintang yang terikat secara gravitasi ini datang dari sekitar 460 juta tahun setelah Big Bang.
Ada dua faktor yang penting dalam penemuan ini, yakni "mata" inframerah JWST yang sangat tajam mampu melihat lebih jauh dibandingkan teleskop mana pun dan fenomena pelensaan gravitasi.
Sebuah gugus galaksi besar di latar depan membengkokkan ruang-waktu sedemikian rupa sehingga, seperti lensa kaca, ia memperbesar dan mendistorsi galaksi yang jauh ini.
Baca juga: NASA Akan Luncurkan Bintang Buatan ke Orbit Bumi, Untuk Apa?
Dari gambar yang terdistorsi dan terbentang seperti busur, tim peneliti mampu mendeteksi gugus bintang tersebut.
Gugus-gugus itu tampaknya berkontribusi terhadap sebagian besar sinar ultraviolet yang berasal dari galaksi, sehingga memberi tahu para astronom tentang kosmos yang lebih luas.
Menurut Angela Adamo dari Universitas Stockholm dan Oskar Klein Center, Swedia, galaksi-galaksi ini dianggap sebagai sumber utama radiasi intens yang mengionisasi kembali alam semesta awal.
Reionisasi adalah masa dari pembentukan bintang-bintang pertama hingga sekitar 1 miliar tahun setelah Big Bang ketika gas hidrogen netral mendominasi alam semesta.
Cahaya bintang dan galaksi pertama melepaskan elektron dari hidrogen (mengionisasinya untuk kedua kalinya sejak Big Bang). Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan cahaya energik, seperti emisi ultraviolet dari bintang-bintang panas yang sangat muda.
Baca juga: Sebuah Bintang Meledak dalam 3 Bulan, Hasilkan Bintang Baru
Tim peneliti internasional dapat menentukan bahwa gugus bintang tersebut berukuran masif, terletak di wilayah kecil galaksi induknya, dan sangat padat, bahkan jauh lebih padat daripada gugus bintang yang ditemukan di alam semesta terdekat.
Harapan para peneliti
Adamo menjelaskan, temuan ini memberikan bukti langsung yang menunjukkan gugus proto-globular terbentuk di galaksi redup selama era reionisasi, yang berkontribusi pada pemahaman astronom tentang bagaimana galaksi-galaksi ini berhasil mengionisasi alam semesta.
Selain itu, penemuan ini memberikan gambaran terkait kendala penting pada pembentukan gugus bola dan sifat awalnya.
Misalnya, kepadatan bintang yang tinggi yang ditemukan dalam gugus bintang memberi indikasi tentang proses yang terjadi di bagian dalamnya, memberikan wawasan baru mengenai kemungkinan pembentukan bintang-bintang yang sangat masif dan benih lubang hitam, yang keduanya penting bagi evolusi galaksi.
Peneliti berharap ini menjadi sistem pertama dari gugus bintang jauh. Masih banyak lagi, bahkan mungkin lebih jauh lagi, yang mungkin akan segera ditemukan para astronom.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.