KOMPAS.com - Dengan hanya satu penutur fasih yang masih hidup, N|uu adalah salah satu bahasa yang paling terancam punah di dunia.
Bersama keluarganya dan ahli bahasa setempat, penutur terakhir N|uu berjuang untuk menjaga bahasa yang hampir punah itu dengan mewariskannya kepada generasi berikutnya.
N|uu adalah bahasa klik, yang secara tradisional dituturkan oleh beberapa faksi masyarakat ?Khomani dari Kalahari selatan, sabana berpasir yang berada di dalam perbatasan modern Namibia, Botswana, dan Afrika Selatan.
Mereka adalah cabang dari suku San yang telah tinggal di wilayah tersebut selama lebih dari 20.000 tahun dan merupakan beberapa pemburu-pengumpul paling awal yang diketahui di Afrika bagian selatan.
Lima bunyi klik utama digunakan dalam bahasa N|uu, termasuk satu bunyi klik unik yang hanya ditemukan dalam beberapa bahasa yang sangat terkait erat. Ahli bahasa menyebut bunyi klik sebagai "plosif bilabial".
Baca juga: Apakah Terlambat Belajar Bahasa saat Dewasa?
Secara historis, bahasa ini diucapkan dan didengar, bukan ditulis. Dengan sedikit bukti tertulis, bahasa ini tidak meninggalkan "jejak kertas", yang membuat sejarah dan usianya sangat sulit dilacak.
Namun, para ahli mencatat bahwa bahasa ini mulai mengalami masalah selama kedatangan Kerajaan Inggris pada abad ke-19.
Sebagai bagian dari upaya mereka untuk menguasai Afrika, Inggris menetapkan batas-batas politik, yang sebagian besarnya melewati tanah air penduduk.
Menurut Dr. Kerry Jones, ahli bahasa dan Direktur African Tongue, dulu orang-orang sering berpindah-pindah melalui seluruh wilayah antara Afrika Selatan, Namibia, dan Botswana. Kemudian, orang-orang Inggris datang dan mulai memasang pagar dan mengatakan bahwa masyarakat setempat harus memiliki identitas dan paspor.
Selain memecah belah masyarakat, Kekaisaran melakukan upaya aktif untuk melenyapkan bahasa asli Afrika demi bahasa Inggris dan Afrikaans, bahasa yang berasal dari bentuk bahasa Belanda yang dibawa ke Afrika selatan oleh pemukim Protestan Eropa pada abad ke-17.
Beberapa orang San masih berbicara tentang bagaimana nenek moyang mereka direndahkan, dipukuli, dan bahkan dibunuh hanya karena berbicara bahasa N|uu.
Lebih buruknya lagi, orang-orang dilucuti identitas etnis dan budayanya. Alih-alih dikenali berdasarkan identitas etnis mereka yang sebenarnya, seperti San, masyarakat digolongkan ke dalam kategori kulit putih, kulit hitam, India, dan “berwarna” (orang-orang dengan latar belakang etnis campuran).
Baca juga: Bisakah Seseorang Melupakan Bahasa Pertamanya?
Setelah puluhan tahun berada di bawah kekuasaan kolonial dan apartheid, banyak yang khawatir bahasa tersebut akan punah pada akhir abad ke-20 dan tidak akan pernah diucapkan lagi. Namun, seperti menemukan tunas yang telah lama hilang di sabana, penutur bahasa N|uu kembali ditemukan.
Melalui karya sosiolinguistik Dr. Nigel Crawhall dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pertengahan tahun 1990-an, sekitar 25 penutur dari komunitas ?Khomani mengungkapkan bahwa mereka memiliki beberapa kompetensi dalam bahasa N|uu.
Sayangnya, banyak di antara mereka yang sudah lanjut usia dan tidak lama kemudian meninggal dunia, membawa serta pengetahuan mereka tentang bahasa tersebut.