KOMPAS.com - Banyak dari kita mungkin pernah terpaksa kencing di jalan. Dan tempat yang paling umum dipilih adalah di semak-semak atau dekat pohon besar. Apakah tindakan itu benar?
Bagi orang-orang di sekitar situ, tindakan buang air kecil sembarangan pasti dianggap menjijikkan, apalagi bila kita melakukannya di kebun orang lain atau di taman umum. Tapi bagi tanaman yang tumbuh di sana, air kencing bisa memberikan banyak manfaat.
Urin manusia kaya akan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K)—tiga unsur utama dalam pupuk tanaman. Bahkan, urin juga mengandung sejumlah mineral mikro yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh optimal. Fakta ini membuat sebagian petani dan tukang kebun mulai melirik urin sebagai pupuk alternatif yang murah dan alami.
Menurut Kim Nace, salah satu pendiri Rich Earth Institute, urin menyimpan nutrisi yang sangat bermanfaat. "Kami sedang mencari cara untuk menangkap nutrisi dalam urin dan menggunakannya di pertanian," katanya. Lembaganya bahkan mengolah hingga 12.000 galon urin per tahun dari para sukarelawan yang menyumbangkan urin mereka dalam galon.
Baca juga: Mengapa Urine Berbau Aneh Setelah Makan Asparagus?
Namun, menggunakan urin tidak bisa sembarangan. "Menyiram tanaman dengan urin langsung bukanlah cara yang efektif," tulis Rodale’s Organic Life. Dibutuhkan konsentrasi dan takaran yang tepat agar tidak merusak tanaman.
Anne Spurkland, profesor dan peneliti medis dari Universitas Oslo, mengingatkan bahwa urin harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Jika tidak, kandungan garam dan amonia yang tinggi bisa membakar daun atau mikroorganisme tanah yang penting.
“Campur urin dan air seperti mencampur sirup: satu bagian urin, sembilan bagian air,” ujar Spurkland memberi saran.
Lissa Schneckenburger, seorang penggemar berkebun dari Brattleboro, Vermont, bahkan menggunakan urin keluarganya yang telah diencerkan untuk menyuburkan kebunnya. “Kalau kami bercerita soal ini ke orang lain, mereka biasanya kebingungan. Mereka seperti, ‘Apa? Kenapa harus begitu?’” katanya.
Meski terdengar tak lazim, semakin banyak orang yang mulai memahami manfaat tersembunyi dari “emas cair” ini.
Baca juga: Mengapa Makan Petai Membuat Urine Berbau Menyengat?
Sejak awal abad ke-20, pupuk sintetis memang meningkatkan hasil panen. Namun, efek negatifnya tak bisa diabaikan. Nitrogen berlebih dari pupuk mengalir ke perairan dan menyebabkan eutrofikasi, yakni ledakan pertumbuhan alga yang merusak kehidupan air.
Menurut PBB, pupuk juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, seperti amonia dan dinitrogen oksida, yang mempercepat pemanasan global. Karena itulah, inisiatif Deklarasi Kolombo untuk Manajemen Nitrogen Berkelanjutan berupaya mengurangi separuh limbah nitrogen buatan hingga 2030.
Di berbagai belahan dunia, eksperimen "pee-cycling" mulai dijalankan. Paris menjadi salah satu pelopor dengan memasang toilet pemisah urin di kawasan ramah lingkungan berisi ratusan unit hunian dan pertokoan. Urin dari toilet ini akan diolah dan digunakan untuk memupuk ruang hijau kota.
Badan Antariksa Eropa (ESA) juga ikut berinovasi dengan memasang 80 toilet pemisah urin di markasnya di Paris.
Di Swiss, lembaga Eawag berkolaborasi dengan perusahaan Laufen menciptakan toilet dengan desain unik: urin dialirkan ke saluran depan menyerupai ceret teh, sementara kotoran padat dan kertas dibersihkan di bagian belakang—mirip toilet biasa.
Baca juga: Peneliti Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Urine Berwarna Kuning
Di Swedia, tim dari Universitas Pertanian SLU mengembangkan proyek pengolahan urin yang dikumpulkan dari toilet portabel dan urinoir. Setelah menguapkan airnya, mereka membentuk nutrisi urin menjadi butiran pupuk (pellet). Perusahaan Sanitation360, hasil dari proyek ini, kini memasok petani yang menanam gandum untuk bir. Setelah bir dikonsumsi, siapa tahu, siklus nutrisi itu dimulai kembali dari awal.
Meski tantangan infrastruktur masih besar, langkah-langkah kecil ini membuka jalan bagi sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan sirkular. Mengubah persepsi publik juga menjadi bagian penting. Seperti diungkap Kim Nace, “Awalnya orang biasanya kaget, tapi setelah dijelaskan, mereka mulai mengerti dan tertarik.”
Penyiraman tanaman dengan urin memang membutuhkan seni dan ilmu. Tapi jika dilakukan dengan benar, "air seni kita bukanlah limbah. Ia bisa jadi masa depan pertanian," ujar Nace.
Baca juga: Ilmuwan Uji Urine Manusia Jadi Pupuk Alami Tanaman, Bagaimana Hasilnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.