优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Hubungan Perut Buncit dan Penyakit Jantung, Bagaimana Mengukur Risikonya?

优游国际.com - 15/05/2025, 20:47 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Sudah bukan rahasia lagi bahwa berat badan berlebih atau obesitas berdampak buruk bagi kesehatan. “Seiring bertambahnya berat badan, risiko masalah serius seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung juga ikut meningkat,” ujar Dr. Leslie Cho, seorang ahli jantung dikutip Cleveland Clinic.

Namun, ukuran tubuh bukan satu-satunya angka yang penting untuk diperhatikan. Bentuk tubuh pun berperan besar dalam menilai risiko kesehatan seseorang.

Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah bentuk tubuh kita sudah ideal atau justru perlu diperbaiki? Berikut beberapa angka kunci yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi risiko — tenang saja, hitungannya tidak rumit!

Memahami Indeks Massa Tubuh (BMI)

Kemungkinan besar kamu sudah pernah mendengar istilah BMI atau Body Mass Index (dalam bahasa Indonesia: Indeks Massa Tubuh). BMI menghitung estimasi lemak tubuh seseorang berdasarkan tinggi dan berat badannya. Kategori BMI biasanya dibagi sebagai berikut:

  • Kurang berat badan: di bawah 18,5
  • Normal/sehat: 18,5 hingga 24,9
  • Kelebihan berat badan: 25 hingga 29,9
  • Obesitas: di atas 30

Menurut Dr. Cho, BMI adalah indikator risiko yang cukup akurat untuk kebanyakan orang. “Bagi mayoritas masyarakat, BMI merupakan indikator risiko yang cukup baik,” ujarnya.

Namun, BMI bukanlah alat yang sempurna. Atlet dengan massa otot besar bisa memiliki BMI tinggi meskipun kadar lemak tubuhnya rendah. Sebaliknya, orang lanjut usia yang kehilangan massa otot mungkin memiliki BMI yang tampaknya normal, tapi menyembunyikan risiko kesehatan.

Selain itu, lokasi penyimpanan lemak dalam tubuh juga berpengaruh. Bisa saja seseorang memiliki BMI normal, tapi tetap berisiko tinggi terkena penyakit jantung jika lemak tubuhnya menumpuk di area yang salah.

Baca juga: Mengapa Perut Makin Buncit dengan Bertambahnya Usia?

Kenapa Lingkar Pinggang Penting?

Kamu mungkin berpikir bahwa lemak tubuh hanya membuat kurang percaya diri saat di pantai atau kesulitan memakai celana yang sempit. Tapi sebenarnya, sel-sel lemak sangat aktif.

“Kita dulu mengira lemak hanya ‘nongkrong’ di tubuh, tapi ternyata tidak begitu,” jelas Dr. Cho. “Sel lemak sangat aktif. Mereka melepaskan hormon dan zat kimia lain yang bisa memicu peradangan.”

Peradangan ini berhubungan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Dan sayangnya, lemak di area perut—alias perut buncit—merupakan salah satu jenis lemak yang paling aktif secara biologis.

Dari sudut pandang penyakit jantung, bentuk tubuh buah pir (pinggul besar, pinggang kecil) jauh lebih baik daripada bentuk apel (perut besar).

Baca juga: Lingkar Pinggang Besar, Ancaman Serius bagi Kesehatan

Cara Mengukur Lingkar Pinggang

Jika ingin mengetahui risiko kesehatanmu, ukuran lingkar pinggang adalah angka penting yang wajib diperhatikan. Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association menemukan bahwa ukuran pinggang lebih akurat daripada BMI dalam memprediksi risiko serangan jantung, terutama pada wanita.

Berikut beberapa ukuran yang bisa digunakan:

  • Lingkar pinggang: Ukur pinggang tepat di atas tulang pinggul dengan meteran. Hembuskan napas, lalu catat angkanya. Risiko meningkat jika lingkar pinggang lebih dari 88 cm (35 inci) untuk wanita atau 102 cm (40 inci) untuk pria. Jika kamu berasal dari Asia Selatan, Tiongkok, atau Jepang, batas risikonya lebih rendah: 79 cm (31 inci) untuk wanita dan 89 cm (35 inci) untuk pria.
  • Rasio pinggang-pinggul: Ukur lingkar pinggul di bagian terlebarnya, lalu bagi ukuran pinggang dengan ukuran pinggul. Rasio yang sehat adalah di bawah 0,8 untuk wanita dan di bawah 0,9 untuk pria.
  • Rasio pinggang-tinggi badan: Ukur lingkar pinggang dan pastikan angkanya kurang dari setengah tinggi badan. Jadi jika tinggi kamu 165 cm (sekitar 66 inci), maka idealnya lingkar pinggangmu kurang dari 82,5 cm (33 inci).

Baca juga: Jenis Olahraga Terbaik untuk Menghilangkan Perut Buncit Menurut Sains

Menghitung Risiko Demi Jantung yang Sehat

Perlu berapa banyak perhitungan untuk menjaga kesehatan? Menurut Dr. Cho, menghitung semua angka ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas tentang risiko kita masing-masing. Tapi jika kamu tidak terlalu suka berhitung, cukup fokus pada BMI dan lingkar pinggang saja — keduanya sudah cukup baik sebagai indikator awal.

“Dunia ini sangat sibuk. Saya ingin orang-orang memahami risiko mereka dengan cara yang paling sesuai dan mudah,” ungkap Dr. Cho.

Pada akhirnya, angka-angka ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan menjadi pemicu perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Bahkan penurunan berat badan yang sedikit saja bisa membawa dampak besar bagi kesehatan jantung.

“Kadang hal yang paling sulit dilakukan justru yang memberi perbedaan terbesar,” tutup Dr. Cho. “Kalau kamu kelebihan berat badan, sangat penting untuk mulai mengubah pola makan dan rutinitas olahraga.”

Baca juga: 7 Cara Termudah Kecilkan Perut Buncit Menurut Sains

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau