KOMPAS.com - Gorengan merupakan salah satu camilan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun rasanya enak dan renyah, namun terlalu banyak makan gorengan ataupun makanan yang berminyak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, obesitas, dan kanker, dilansir dari Healthdigest.
Selain itu, menurut penelitian pada 2015 yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer menemukan bahwa gorengan mungkin mengandung zat berbahaya yang disebut akrilamida. Zat ini dapat memicu penyakit kanker, seperti kanker ginjal, endometrium, dan ovarium.
Untuk itu, penting untuk mengurangi jumlah konsumsi gorengan ataupun makanan berminyak untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.
Sebuah studi pada 2009 yang dilakukan oleh Mount Sinai menunjukkan bahwa mengurangi makanan yang digoreng dapat mengurangi peradangan dan memulihkan kemampuan alami tubuh melawan penyakit.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Oatmeal Setiap Hari?
Lantas, apa yang terjadi pada tubuh ketika berhenti makan gorengan?
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Makan Keju Setiap Hari?
Dikutip dari Web MD, salah satu manfaat mengurangi atau menghentikan konsumsi gorengan dapat berefek pada penurunan berat badan.
Hal tersebut lantaran, makanan yang digoreng mengandung tinggi kalori dan beberapa lainnya bahkan dilapisi adonan dan tepung, serta dimasak dengan minyak lemak.
Minyak tersebut diserap ke dalam makanan yang dimasak, sehingga meningkatkan kandungan lemak, kolesterol, serta jumlah kalorinya.
Oleh karena itu, mengurangi makanan yang digoreng berkalori tinggi adalah cara untuk menciptakan defisit dan menurunkan berat badan yang tidak diinginkan.
Baca juga: Dampak Makan Gorengan terhadap Risiko Diabetes, Kenali Bahayanya
Gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans tinggi yang dapat merusak kesehatan jantung, dikutip dari Healthdigest.
Lemak tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan membentuk plak yang menyumbat arteri.
Seiring berjalannya waktu, hal tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit jantung. Tak hanya itu, penumpukan plak ini juga dapat menghalangi aliran darah ke jantung, sehingga menyebabkan serangan jantung.
Sebuah studi pada 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berminyak dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular utama, termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa orang yang paling banyak mengonsumsi gorengan dalam pola makannya memiliki risiko 28 persen lebih besar mengalami penyakit kardiovaskular berat dan peluang gagal jantung 37 persen lebih tinggi.
Baca juga: Dokumen Dukcapil Susi Jadi Bungkus Gorengan, Siapa Bertanggung Jawab?