ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

"Quipu" Mengoreksi Paradigma Peradaban

ÓÅÓιú¼Ê.com - 24/07/2024, 19:51 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

PARA pemberhala tradisi tulisan gemar melecehkan tradisi lisan sebagai peradaban yang lebih inferior ketimbang peradaban beridentitas tradisi lisan.

Wajar bahwa para pemberhala tradisi tulisan memandang rendah peradaban Inka di Amerika Selatan, sebab masyarakat Inka dianggap tidak memiliki tradisi tulisan.

Kini anggapan inferioritas peradaban Inka goyah akibat hasil penelitian antropoarkeologis dan psikolinguistis terhadap simpul-simpul tali khas peradaban masyarakat Inka yang disebut sebagai Quipu.

Semula para ilmuwan antropologi menduga Quipu merupakan bahasa aritmatika untuk menghitung hasil bumi dan hewan ternak di samping juga berfungsi sebagai kalkulator mulai perdagangan sampai perpajakan, bahkan pembangunan infrastruktur mulai dari irigasi, jembatan, jalan, rumah dan bangunan di kawasan monumental peradaban Inka, semisal Machu Picchu.

Namun ternyata berdasar penelitian arkeolinguistik termutakhir dapat disimpulkan bahwa masyarakat adat Inka juga menggunakan Quipu berupa simpul-simpul warna-warni sebagai aksara setara hiroglif, piktografi, kuneiform, alfabet untuk mencatat narasi sejarah, legenda, mitologis, kearifan, diskursus, filsafat, religi yang bisa dibaca oleh sesama manusia yang mengerti tata bahasa, semantika, serta sintaksa Quipu.

Di samping warna yang bisa dilihat, ternyata jenis dan bentuk simpul Quipu juga dapat diraba seperti aksara braille.

Pendek kata, Quipu membuka wawasan baru bagi para peneliti peradaban tentang bentuk tradisi lisan sekaligus tulisan yang masih terselubung tabir misteri yang sampai kini belum kesemuanya berhasil dikuak oleh otak manusia.

Quipu juga membuka kesadaran peradaban bahwa tradisi tulisan pada hakikatnya memang beda, namun bukan serta merta berarti lebih superior ketimbang tradisi lisan maupun sebaliknya.

Segenap apa yang disebut sebagai tradisi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tanpa layak dikatakan bahwa tradisi yang ini lebih “beradab” ketimbang tradisi yang itu.

Berdasar kronologi pertumbuhan perilaku balita dapat disimpulkan bahwa tradisi lisan lebih dahulu eksis ketimbang tradisi tulisan selama tidak ada balita yang mampu menulis dahulu baru bicara.

Maka sebenarnya ironis bahwa tradisi yang lebih muda justru dianggap lebih superior ketimbang tradisi lebih tua yang lebih dahulu hadir pada peradaban umat manusia.

Quipu potensial mengoreksi paradigma ilmu peradaban umat manusia yang sebenarnya kurang pantas bukan hanya menganggap namun malah meyakini bahwa tradisi lisan lebih tidak beradab ketimbang tradisi tulisan.

Sejarah telah membuktikan secara tak terbantahkan bahwa tradisi lisan mampu eksis maupun bertahan eksis tanpa tradisi tulisan, sementara belum tentu tradisi tulisan mampu eksis tanpa tradisi lisan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenkes Buka Data 632 Kasus Perundungan PPDS di Rumah Sakit Indonesia

Kemenkes Buka Data 632 Kasus Perundungan PPDS di Rumah Sakit Indonesia

Tren
BMKG Peringatan Dini Banjir Rob hingga 7 Mei 2025, Wilayah Mana Saja?

BMKG Peringatan Dini Banjir Rob hingga 7 Mei 2025, Wilayah Mana Saja?

Tren
Israel Dilanda Kebakaran Besar, Ribuan Hektar Hangus, Satu Terduga Pelaku Diamankan

Israel Dilanda Kebakaran Besar, Ribuan Hektar Hangus, Satu Terduga Pelaku Diamankan

Tren
Jus bukan Cara yang Benar dalam Konsumsi Sayur dan Buah, Kenapa?

Jus bukan Cara yang Benar dalam Konsumsi Sayur dan Buah, Kenapa?

Tren
Uang Sisa Denda Tilang ETLE Bisa Diambil Kembali, Bagaimana Caranya?

Uang Sisa Denda Tilang ETLE Bisa Diambil Kembali, Bagaimana Caranya?

Tren
BMKG Ungkap Wilayah Paling Panas di Indonesia Saat Kemarau 2025, Suhu Tembus 37 Derajat Celsius

BMKG Ungkap Wilayah Paling Panas di Indonesia Saat Kemarau 2025, Suhu Tembus 37 Derajat Celsius

Tren
5 Makanan Pahit yang Bisa Meredakan dan Mencegah Penyakit, Apa Saja?

5 Makanan Pahit yang Bisa Meredakan dan Mencegah Penyakit, Apa Saja?

Tren
Anak 5 Tahun di Belanda Rusak Lukisan Legendaris Seharga Rp 936 Miliar

Anak 5 Tahun di Belanda Rusak Lukisan Legendaris Seharga Rp 936 Miliar

Tren
6 Tuntutan Hari Buruh 2025 dalam Aksi di Jakarta, Mana yang Mendesak?

6 Tuntutan Hari Buruh 2025 dalam Aksi di Jakarta, Mana yang Mendesak?

Tren
45 Poster dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025

45 Poster dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025

Tren
Daftar Pinjol Legal dan Ilegal Resmi dari OJK per 1 Mei 2025, Cek Sekarang

Daftar Pinjol Legal dan Ilegal Resmi dari OJK per 1 Mei 2025, Cek Sekarang

Tren
Singapura Tarik 4 Produk Pangan Ini karena Kandung Zat Berbahaya yang Bisa Picu Stroke

Singapura Tarik 4 Produk Pangan Ini karena Kandung Zat Berbahaya yang Bisa Picu Stroke

Tren
Prabowo Diklaim Jadi Presiden Kedua Indonesia yang Hadiri Peringatan Hari Buruh Setelah Bung Karno

Prabowo Diklaim Jadi Presiden Kedua Indonesia yang Hadiri Peringatan Hari Buruh Setelah Bung Karno

Tren
Mengapa 60 Persen Penduduk Indonesia Dikategorikan Miskin oleh Bank Dunia?

Mengapa 60 Persen Penduduk Indonesia Dikategorikan Miskin oleh Bank Dunia?

Tren
Spanyol Sempat Alami Mati Listrik Massal, Apa Penyebab dan Cara Pemerintah Mengatasinya?

Spanyol Sempat Alami Mati Listrik Massal, Apa Penyebab dan Cara Pemerintah Mengatasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau