KOMPAS.com - Sebagian orang tidak menyadari bahwa mereka menggertakkan gigi saat tidur.
Mereka baru menyadari saat ada orang yang menyampaikan hal tersebut.
Kondisi menggertakkan gigi saat tidur dalam istilah kesehatan disebut sebagai bruxism.
Gerakan menggertakkan gigi ini bisa juga terjadi pada seseorang saat tersadar atau bangun, tetapi kondisi ini umumnya terjadi secara tidak disengaja.
Lantas, kenapa seseorang menggertakkan gigi saat tidur?
Dokter spesialis kesehatan tidur atau somnologis dari RS Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat, Andreas Prasadja, menyampaikan belum ada penjelasan mengenai penyebab pasti kondisi menggertakan gigi saat tidur.
Yang jelas, kondisi ini bisa dialami orang-orang di segala usia.
"Menggertakan gigi atau bruxism terus terang sampai saat ini kami belum bisa pastikan penyebabnya dari mana," ujar Andreas saat dihubungi ÓÅÓιú¼Ê.com, Kamis (27/2/2025).
Menurut dia, gerakan menggertakkan gigi ini bisa dipicu karena adanya gangguan tidur, misalnya mengorok atau mendengkur.
"Karena pada saat mendengkur terjadi henti napas (sleep apnea) saat tidur, saturasi oksigen, tubuh akan berusaha mencari posisi seperti menggerakan raut wajah atau menggertakan rahang atau gigi, agar mendapatkan oksigen yang optimal," jelas dia.
Hal serupa juga dituliskan oleh Cleveland Clinic. Disebutkan, penyedia layanan kesehatan belum ada yang mengetahui secara pasti penyebab orang menggertakan gigi saat tidur.
Lantaran tidak memiliki penyebab yang spesifik, kejadian bruxism bisa dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti stres, kecemasan, gangguan tidur, atau efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu.
Tidak semua orang yang tidur memiliki partner tidur.
Untuk mengetahui seseorang mengalami bruxism atau tidak saat tidur sendiri, bisa dengan memperhatikan gejalanya.
"Biasanya seseorang yang mengalami bruxism jika ia tidur sendirian adalah terasanya gejala nyeri kepala atau rahang di pagi hari atau saat bangun tidur," ucap Andreas.
Selain itu, orang yang mempunyai kebiasaan bruxism memiliki kondisi gigi yang aus atau terkikis.
"Email gigi terkikis. Yang ganggu kalau parah jadi sakit kepala," kata dia.
Gejala lain dari seseorang yang mengalami bruxism, antara lain:
Saat ditanya tentang metode penyembuhan bruxism, Andreas menjelaskan bahwa faktor risiko pemicunya perlu dicari terlebih dahulu.
"Misal dia dipicu karena henti napas saat tidur (sleep apnea), dengan mengatasi itu tentu saja bruxism-nya nanti juga akan hilang," ujar Andreas.
Akan tetapi, jika belum menemukan pemicunya, Andreas menyarankan, pengidap bisa menggunakan pelindung mulut (mouth guard).
Tujuannya untuk melindungi gigi dan membuatnya tidak semakin aus/terkikis.
"Bisa pasang mouth guard agar giginya tidak rusak," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.