KOMPAS.com - Cuaca panas terik di Kabupaten Manggarai, Labuan Bajo di jam pulang sekolah, Kamis (24/4/2025) siang itu, tak menyurutkan semangat guru-guru di Labuan Bajo untuk pulang lebih lama dari biasanya.
Dengan semangat, mereka mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mengajar. Tujuannya mulia, demi bisa menghadirkan pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa.
“Agar siswa lebih semangat belajar,” kata mereka di tengah-tengah sesi pelatihan.
Sebanyak 30 orang guru dari delapan sekolah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas guru dan manajemen sekolah pada program Transformasi Sekolah di Labuan Bajo dan Pulau Komodo di hari itu.
Baca juga:
Pelatihan yang berlangsung sejak Oktober 2024 hingga Juni 2025 tersebut diselenggarakan secara hybrid, serta mengoptimalkan platform Guru Binar untuk memperluas akses dan fleksibilitas pembelajaran.
Program ini diinisiasi PT Pegadaian (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan menggandeng Putera Sampoerna Foundation (PSF).
Teodosia Milija, Guru dari SDN Lancang Labuan Bajo yang merupakan salah satu peserta pelatihan, bercerita bahwa metode mengajar ceramah satu arah yang ia lakukan selama ini membuat siswa-siswanya kurang semangat belajar.
“Begitu banyak pertanyaan atau kekhawatiran yang saya alami dari dulu. Pertama, kenapa anak-anak kurang semangat dalam belajar, kurang aktif. Lalu, banyak anak yang kurang berminat dalam belajar dan akhirnya belajar mereka juga sangat murung. Jadi, melalui pelajaran ini saya menemukan jawabannya,” ujar Teodosia.
Ia mengatakan, pelatihan yang diberikan PSF membantunya menemukan beragam metode pembelajaran yang membuat siswa lebih semangat.
Baca juga: Tanoto Foundation Buka Fellowship 2025, Cetak Pemimpin Muda Pendidikan
“Begitu banyak teknik pembelajaran, pembelajaran teknologi yang bisa kami terapkan,” ujarnya.
Salah satu yang cukup bermakna menurut Teodosia ialah ia menemukan strategi belajar sesuai dengan kondisi siswa.
“Kami bisa menemukan bagaimana memetakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Entah itu dari persiapan belajarnya, fokusnya, minatnya,” ujarnya.
“Kemudian kami juga belajar tentang media belajar aktif. Jadi, kalau selama ini yang saya pakai adalah video animasi yang sudah disiapkan. Tapi, dengan belajar media belajar aktif, kami bisa membuat video animasi sendiri. Begitu banyak teknik pembelajaran, pembelajaran teknologi yang bisa kami menerapkan,” imbuh Teodosia.
Dengan menerapkan metode tersebut di kelas, ia mengatakan proses belajar mengajar yang dilakukan di kelasnya kini berlangsung lebih menyenangkan.
Kemampuan guru di daerah sejatinya sama dengan guru di kota besar, selama mereka diberikan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.