KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Jumlah korban banjir Malaysia bertambah menjadi 14 orang tewas dengan lebih dari 70.000 mengungsi menurut laporan pada Selasa (21/12/2021) melansir AFP.
Pada saat yang sama, militer Malaysia menggunakan perahu untuk mendistribusikan makanan kepada orang-orang putus asa yang terjebak di rumah mereka setelah banjir besar.
Baca juga: Jumlah Pengungsi Banjir Bandang Malaysia Naik Jadi 50.000 Orang
Hujan deras berhari-hari memicu banjir terburuk dalam beberapa tahun di seluruh “Negeri Jiran” pada akhir pekan, sejumlah kota dan desa tergenang, sementara jalan-jalan utama terputus.
Selangor - negara bagian terkaya dan terpadat di negara itu, yang mengelilingi ibu kota Kuala Lumpur - adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda bencana.
Di kota Shah Alam, beberapa daerah masih terendam air pada Selasa (21/12/2021), dengan personel militer di kapal membagikan makanan kepada orang-orang yang terjebak di rumah mereka dan tempat penampungan pemerintah.
Sementara BBC melaporkan gambar yang beredar online menunjukkan bagian dari pusat kota Kuala Lumpur terendam selama akhir pekan, di ketinggian air yang belum pernah terlihat sejak banjir besar pada tahun 1971.
Adding these incredible images from the flooding around Dataran Merdeka and Masjid Jamek to the photos in this old tweet with pictures from the KL floods of 1926 and 1971.
— Soon-Tzu Speechley ?? (@speechleyish)
Baca juga: Korban Tewas akibat Banjir Bandang Malaysia Mulai Ditemukan
Kartik Subramany melarikan diri dari rumahnya saat banjir naik, dan berlindung di sebuah sekolah selama 48 jam sebelum dievakuasi bersama keluarganya ke tempat penampungan.
"Rumah saya rusak total, dua mobil saya hancur," kata pria berusia 29 tahun itu kepada AFP.
"Ini adalah banjir terburuk sepanjang hidup saya. Pemerintah federal telah mengecewakan rakyat secara menyedihkan -- gagal dalam fungsi utamanya untuk melindungi dan melindungi kehidupan."
Dia termasuk di antara semakin banyak warga Malaysia yang mengkritik, apa yang mereka katakan sebagai tanggapan resmi yang lambat dan tidak memadai dari pemerintah.
Ribuan personel layanan darurat dan militer telah dikerahkan. Tetapi para kritikus mengatakan itu tidak cukup, dan sukarelawan telah turun tangan untuk menyediakan makanan dan perahu untuk upaya penyelamatan.
Ada juga laporan tentang supermarket yang dijarah di satu lingkungan Shah Alam yang terkena dampak parah.
Baca juga: Banjir Malaysia Terparah dalam Beberapa Tahun, 30.000 Orang Dievakuasi
Anggota parlemen oposisi Fuziah Salleh menggambarkan tanggapan resmi sebagai "tidak bisa diharapkan" dan "tidak kompeten".
"Tidak ada peringatan dini tentang hujan deras yang diberikan," katanya kepada AFP. "Sangat menyedihkan bahwa nyawa telah hilang."
Pada Selasa (21/12/2021), jumlah korban tewas akibat banjir naik menjadi 14, termasuk delapan di Selangor dan enam di negara bagian Pahang, kantor berita resmi Bernama melaporkan.