MOSKWA, KOMPAS.com - Kremlin pada Senin (19/8/2024), menegaskan tidak akan berunding dengan Ukraina setelah Kyiv menyerbu wilayah Kursk, Rusia.
Kyiv dilaporkan telah mengirim pasukan ke wilayah Rusia pada 6 Agustus, dan sejak itu menguasai sebagian wilayah Kursk.
Serbuan Ukraina yang kini memasuki pekan kedua itu disebut-sebut telah mengejutkan Rusia.
Baca juga: Ukraina Serang dan Rusak Jembatan Ketiga di Kursk Rusia
“Pada tahap saat ini, dengan adanya tindakan gila ini, kami tidak akan berunding,” kata Ajudan Kremlin Yuri Ushakov kepada saluran Telegram Russian Shot, sebagaimana dilansir Kantor berita AFP.
Ia menambahkan, saat ini akan sangat tidak tepat untuk masuk ke dalam proses negosiasi.
Ketika ditanya kapan kemungkinan pembicaraan atau perundingan dapat dimulai antara kedua belah pihak, Ushakov menepisnya.
“Saya tidak tahu, semuanya tergantung pada situasi di medan perang, termasuk di wilayah Kursk," ungkapnya.
Operasi Ukraina, yang direncanakan dengan penuh kerahasiaan, merupakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke tanah Rusia dan merupakan serangan terbesar sejak Moskwa meluncurkan konflik berskala penuh pada Februari 2022.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, operasi tersebut bertujuan untuk memberikan “lebih banyak tekanan” kepada Rusia untuk membawa perdamaian “lebih dekat”.
Baca juga: Ukraina Klaim Serang Jembatan Lain di Wilayah Kursk Rusia, Ungkap Tujuannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.