Selain itu, pemanasan global yang menyebabkan kenaikan suhu muka laut di wilayah tropis Indonesia turut berkontribusi pada peningkatan penguapan dan kelembapan atmosfer.
“Kondisi ini menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pembentukan awan dan hujan, bahkan di masa kemarau. Dampak dari pemanasan suhu muka laut ini membuat fenomena seperti MJO menjadi lebih intens dan durasinya lebih lama, sehingga frekuensi kemarau basah meningkat dari waktu ke waktu,” kata dia.
Menurut penjelasan Guswanto, kemarau basah cenderung terjadi di wilayah-wilayah dengan pola hujan monsunal, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Di daerah-daerah ini, musim kemarau biasanya berlangsung kering dan musim hujan memiliki puncak yang jelas.
Namun pada tahun ini, hujan masih terus turun secara signifikan yang dipengaruhi oleh kelembapan udara yang tinggi serta aktivitas atmosfer global yang tidak stabil.
Guswanto mengingatkan bahwa kemarau basah bisa menimbulkan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan, mulai dari pertanian, lingkungan, hingga aktivitas harian masyarakat.
Bagi petani, fenomena kemarau basah akan menimbulkan ketidakpastian cuaca yang dapat mengganggu pola tanam.
Sementara di sektor lingkungan, curah hujan tinggi pada musim kemarau dapat memicu banjir lokal maupun tanah longsor, terutama di wilayah yang rentan dan tidak siap menghadapi anomali cuaca ini.
BMKG mencatat kemarau basah telah beberapa kali terjadi dalam dekade terakhir, yaitu pada tahun 2010, 2013, 2016, 2020, 2023, dan kini kembali terjadi di 2025.
Data tersebut menunjukkan tren bahwa fenomena ini makin sering terjadi dan berlangsung dalam durasi lebih panjang.
"Oleh karena itu, kemarau basah tidak hanya merupakan fenomena musiman biasa, melainkan juga dipengaruhi oleh tren perubahan iklim jangka panjang yang membuat pola cuaca menjadi lebih tidak menentu dan berdampak luas terhadap berbagai sektor, khususnya pertanian dan ketahanan pangan nasional," ujar Guswanto.
Menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu akibat kemarau basah, BMKG menyampaikan beberapa imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada dan siap menghadapi potensi cuaca ekstrem:
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.