优游国际

JAKARTA, KOMPAS.com - Peralihan dari kendaraan pribadi ke LRT Jabodebek berkontribusi dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan studi Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi, dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia (POLAR UI), peralihan ini dapat menghemat Rp 4,6 triliun per tahun untuk menghemat biaya kecelakaan.

Sejak pertama kali beroperasi pada 28 Agustus 2023, LRT Jabodebek telah melayani 30.840.459 pengguna untuk mobilitas sehari-hari.

Baca juga: Pecah Rekor, LRT Jabodetabek Dinaiki 100.000 Penumpang Dalam Sehari

"Selain menawarkan perjalanan lebih cepat dan efisien, kehadiran LRT Jabodebek juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang luas," ungkap Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi, Jumat (14/3/2025).

Dari segi efisiensi biaya, masyarakat yang beralih ke LRT Jabodebek juga turut menghemat biaya bahan bakar hingga Rp 114,5 miliar per tahun.

"Dengan pilihan transportasi lebih ekonomis, pengguna LRT dapat mengalokasikan anggaran perjalanan mereka ke kebutuhan lainnya," lanjutnya.

Selain manfaat transportasi, kehadiran LRT Jabodebek juga berdampak pada perkembangan kawasan di sekitar stasiun.

Harga lahan mengalami kenaikan rata-rata 40 persen-45 persen di radius 0,5 kilometer-1 kilometer dan 35 persen-40 persen di radius 2 kilometer-3 kilometer.

Pusat perbelanjaan yang terhubung dengan stasiun semakin ramai, dan berbagai usaha seperti rumah makan, kafe, tempat wisata, serta pusat komersial lainnya mengalami pertumbuhan.

“LRT Jabodebek bukan hanya memberikan pilihan transportasi yang lebih efisien, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di area sekitar stasiun. Peningkatan aktivitas bisnis dan kemudahan akses transportasi adalah beberapa manfaat nyata yang dirasakan masyarakat,” tutup Purnomosidi.