KOMPAS.com – Kanker peritoneal adalah jenis kanker langka yang berkembang di lapisan tipis jaringan yang melapisi perut.
Kanker peritoneal tidak sama dengan kanker perut maupun kanker usus. Dilansir dari laman RS Mount Elizabeth, kanker peritoneal dapat muncul dari peritoneum itu sendiri atau dari organ utama yang terkena kanker.
Kanker peritoneal menimpa hingga 25 persen orang yang mengalami kanker di saluran pencernaan atau ginekologi stadium lanjut dan seringkali menjadi titik akhir pada orang yang mengalami kanker stadium 4.
Peritonektomi atau operasi sitoreduktif dan Kemoterapi Intraperitoneal Hipertermik (HIPEC) merupakan suatu kombinasi prosedur yang baru terbukti meningkatkan efektivits dalam melawan kanker peritoneum.
Gejala kanker peritoneal
Kanker peritoneal bisa sulit dideteksi pada tahap awal. Pasalnya, gejalanya tidak jelas dan sulit ditentukan.
Ketika gejalanya mulai dirasakan, gejala kanker peritoneal pun mirip dengan kanker ovarium. Banyak dari gejalanya disebabkan oleeh penumpukan cairan di perut.
Dilansir dari WebMD, berikut adalah gejala kanker peritoneal:
1. Tidak nyaman atau nyeri perut karena gas, gangguan pencernaan, kram, kembung, atau pembengkakan
2. Merasa kenyang, bahkan setelah makan ringan
3. Sembelit
4. Sering buang air kecil
5. Kehilangan nafsu makan
6. Kenaikan atau penurunan berat badan
7. Pendarahan di vagina yang tidak normal
8. Pendarahan rektal
9. Sesak napas
Risiko kanker peritoneal
Kanker peritoneum primer lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Wanita yang berisiko terkena kanker ovarium juga berisiko lebih tinggi terkena kanker peritoneal.
Jenis kanker ini lebih mungkin menyerang jika memiliki mutasi genetik BRCA1 dan BRCA2. Usia yang lebih tua juga faktor risiko lain untuk kanker peritoneal.
/sains/read/2021/09/07/210200723/kanker-peritoneal--gejala-dan-faktor-risikonya