优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Studi Sebut Tanaman Mampu Obati Dirinya Sendiri dengan Memproduksi Aspirin

KOMPAS.com - Saat merasa sakit, biasanya Anda akan segera mencari obat untuk meredakannya. Rupanya hal itu terjadi tak hanya pada manusia.

Sebuah penelitian baru menemukan, bahwa tanaman juga melakukan hal serupa. Studi baru ini menyebut saat berada di bawah tekanan dan bahaya di sekitar mereka, tanaman mampu memproduksi aspirin yang berfungsi sebagai obat mereka sendiri.

Dikutip dari Science Alert, Senin (18/7/2022) dalam penelitian tersebut, peneliti melihat lebih dekat mekanisme pertahanan diri pada tanaman dan bagaimana produksi aktif aspirin (asam salisilat) diatur.

Asam salisilat sendiri telah digunakan oleh manusia selama berabad-abad sebagai pengobatan untuk rasa sakit dan peradangan.

Sementara pada tanaman, itu memainkan peran mendasar dalam sinyal, regulasi, dan pertahanan terhadap patogen.

Menurut peneliti, asam salisilat diproduksi di kloroplas (organel hijau kecil tempat proses fotosintesis dilakukan) sebagai respons terhadap stres.

"Ini seperti tanaman yang menggunakan obat penghilang rasa sakit untuk sakit dan nyeri, seperti yang kita lakukan," kata Wilhelmina van de Ven, ahli biologi tanaman dari University of California, Riverside (UCR).

Untuk lebih memahami rantai reaksi kompleks yang dilakukan tanaman saat mengalami stres, van de Ven dan timnya melakukan analisis biokimia pada tanaman yang bermutasi untuk memblokir efek jalur sinyal stres utama.

Tekanan lingkungan disebut menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS) di semua organisme hidup. Salah satu contoh yang mungkin Anda kenal adalah sengatan matahari pada kulit, jika Anda terlalu lama terpapar sinar matahari langsung tanpa tabir surya.

Dalam kasus tanaman, tekanan ini termasuk serangga yang tidak ramah, kekeringan, dan panas yang berlebihan. Tingkat ROS yang tinggi pada tanaman dapat mematikan.

Lebih lanjut, peneliti lantas menggunakan tanaman Rockcress atau Arabidopsis sebagai tanaman model untuk percobaan.

Tim fokus pada molekul peringatan dini yang disebut MEcPP, yang juga terlihat pada bakteri dan parasit malaria. Tampaknya MEcPP terakumulasi dalam tanaman dan memicu reaksi dan respon kimia yang meliputi asam salisilat.

Temuan ini pun dapat membantu kita memodifikasi tanaman agar lebih tahan terhadap bahaya lingkungan di masa depan.

"Kami ingin dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan ketahanan tanaman. Itu akan sangat penting untuk pasokan makanan di dunia kita," ungkap Jin-Zheng Wang, ahli genetika tanaman dari UCR.


Masih banyak yang tidak kita ketahui tentang molekul MEcPP dan fungsinya, tetapi memahami bagaimana mekanisme ini bekerja, dapat membantu para ilmuwan memanfaatkannya untuk memproduksi tanaman yang lebih mampu mengatasi tekanan.

Seperti yang kita tahu bahwa tanaman, serta hewan, berada di bawah tekanan yang meningkat dari dunia yang memanas, dan tidak jelas berapa banyak spesies yang akan dapat bertahan karena suhu rata-rata terus meningkat.

Padahal, tanaman memberikan banyak manfaat kepada kita dan penghuni Bumi lainnya.

"Tanaman membersihkan udara kita dengan menyerap karbon dioksida, memberi kita naungan, dan menyediakan habitat bagi banyak hewan. Manfaat meningkatkan kelangsungan hidup mereka sangat besar," tambah Katayoon Dehesh, ahli biokimia molekuler dari UCR.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Science Advances.

/sains/read/2022/07/19/090300723/studi-sebut-tanaman-mampu-obati-dirinya-sendiri-dengan-memproduksi-aspirin

Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke