David Nesvorný dan rekan-rekannya di Department of Space Studies, Southwest Research Institute, Amerika Serikat (AS), telah mencoba mengungkap misteri ini.
Mereka membangun simulasi komputer tentang bagaimana orbit benda-benda di sabuk asteroid utama dapat lepas, menjadi asteroid dekat Bumi yang berpotensi bertabrakan dengan planet manusia.
Model yang digunakan mencakup lebih dari 42.000 asteroid dengan lebar lebih dari 5 km di sabuk utama dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh pengaruh seperti tekanan radiasi sinar matahari atau gravitasi Jupiter.
Para ahli menghitung bahwa Venus dan Bumi menerima jumlah serangan yang sama dari asteroid yang lebih besar dari 5 km.
Nesvorný menemukan bahwa sekitar 6% dari simulasi penabrak Venus telah berevolusi menjadi orbit retrograde sebelumnya dan menabrak planet dengan kecepatan 220.000 km/jam yang mengejutkan.
Baca juga: Usai Kepunahan Dinosaurus, Mamalia Tumbuhkan Ukuran Tubuhnya untuk Bertahan Hidup
Nesvorný dan rekan-rekannya menemukan bahwa karena dinamika orbital yang terlibat, penabrak yang lebih kecil (berdiameter kurang dari satu kilometer) kemungkinan besar berasal dari tepi bagian dalam sabuk asteroid sehingga memiliki komposisi berbatu biasa.
Tetapi, asteroid terbesar yang menghantam Bumi lebih mungkin berasal dari sabuk asteroid tengah atau luar, di mana objek CC lebih umum.
Mereka menyimpulkan, asteroid yang memicu kepunahan massal 66 juta tahun yang lalu adalah asteroid sabuk utama yang kemungkinan besar berasal dari luar 2,5 AU.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.