优游国际

Baca berita tanpa iklan.
优游国际.com - 18/01/2025, 12:57 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Jika Anda melihat langit malam atau gambar-gambar alam semesta, satu hal yang terlihat konsisten adalah kegelapan pekat luar angkasa, dihiasi dengan cahaya bintang, planet, atau pesawat ruang angkasa. Namun, mengapa luar angkasa tampak hitam? Mengapa tidak berwarna seperti langit biru di siang hari di Bumi?

Jawabannya ternyata bukan karena kekurangan cahaya.

"Anda mungkin berpikir bahwa karena ada miliaran bintang di galaksi kita, dan ada miliaran galaksi di alam semesta, dan objek lainnya, seperti planet, yang memantulkan cahaya, maka ketika kita melihat langit malam, itu seharusnya sangat terang," ujar Tenley Hutchinson-Smith, seorang mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di University of California, Santa Cruz (UCSC). "Namun, yang terjadi justru sebaliknya, luar angkasa sangat gelap."

Hutchinson-Smith menjelaskan bahwa kontradiksi ini dikenal sebagai paradoks Olbers dan bisa dijelaskan dengan teori ekspansi ruang-waktu. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya, sehingga cahaya dari galaksi yang sangat jauh meregang dan berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, atau gelombang radio yang tidak bisa dideteksi oleh mata manusia. Akibatnya, galaksi yang sangat jauh ini terlihat gelap.

Baca juga: 5 Penemuan di Luar Angkasa yang Masih Sulit Dijelaskan oleh Ilmuwan

Cahaya Tak Terlihat oleh Mata Manusia

Miranda Apfel, rekan Hutchinson-Smith di UCSC, mendukung penjelasan tersebut. Ia mengatakan bahwa bintang memancarkan cahaya dalam semua warna, termasuk yang tak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah. "Jika kita bisa melihat gelombang mikro, seluruh ruang angkasa akan tampak bercahaya," ungkapnya.

Apfel juga menambahkan bahwa latar belakang gelombang mikro kosmik (cosmic microwave background) — sisa energi cahaya dari peristiwa Big Bang — memenuhi seluruh ruang angkasa. Namun karena mata manusia tidak bisa mendeteksinya, kita melihat ruang angkasa sebagai gelap.

Alasan lain mengapa luar angkasa tampak hitam adalah karena ruang ini hampir tidak memiliki materi. Di Bumi, langit berwarna biru karena molekul di atmosfer, seperti nitrogen dan oksigen, menyebarkan cahaya biru dari matahari ke segala arah. Namun, di luar angkasa, yang hampir sepenuhnya vakum, tidak ada cukup partikel untuk menyebarkan cahaya. Akibatnya, cahaya hanya bergerak lurus tanpa hambatan, dan area tanpa sumber cahaya langsung terlihat hitam.

Baca juga: Mengapa Langit Gelap Saat Malam?

Penemuan Baru: Luar Angkasa Tidak Sepenuhnya Hitam

Meskipun demikian, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ruang angkasa mungkin tidak sepenuhnya hitam. Pada 2021, sebuah studi yang diterbitkan di The Astrophysical Journal menggunakan data dari misi NASA New Horizons untuk mempelajari ruang angkasa tanpa gangguan cahaya dari Bumi atau matahari. Peneliti menemukan bahwa cahaya latar belakang alam semesta ternyata dua kali lebih terang dari perkiraan.

"Alasan untuk kecerahan tambahan ini masih belum diketahui," kata para peneliti. Hal ini akan menjadi fokus studi-studi di masa depan. Namun sejauh ini ruang angkasa mungkin lebih mirip warna arang gelap daripada hitam pekat.

Baca juga: Ramai soal Foto Langit di Bali Bertabur Bintang Saat Nyepi, Apa Penyebabnya?

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau