KOMPAS.com - Bayangkan suatu hari nanti, di masa depan yang sangat jauh, dunia memiliki samudra baru. Bukan sekadar perluasan dari samudra yang sudah ada, tetapi sebuah badan air raksasa yang benar-benar baru—terbentuk dari belahan benua yang terpisah.
Meskipun terdengar seperti fiksi ilmiah, skenario ini tengah berlangsung secara perlahan di kawasan Tanduk Afrika. Dan para ilmuwan menyebutnya sebagai awal terbentuknya samudra baru di Bumi.
Di bawah daratan Afrika bagian timur laut, sebuah proses geologis besar sedang berlangsung. Tiga negara di kawasan tersebut—Etiopia, Djibouti, dan Eritrea—secara perlahan sedang terpisah dari benua Afrika. Menurut peneliti dari U.S. Geological Survey, pergerakan lempeng tektonik di wilayah ini bisa membuka jalan bagi Samudra Hindia untuk mengalir masuk, menciptakan sebuah samudra baru yang memisahkan daratan ini dari benua induknya.
Namun, jangan membayangkan perubahan ini akan terjadi dalam hitungan tahun atau abad. Para ilmuwan memperkirakan bahwa jika samudra ini benar-benar terbentuk, prosesnya akan memakan waktu antara satu hingga 20 juta tahun. “Ini adalah gambaran jangka panjang evolusi Bumi,” jelas para ilmuwan.
Baca juga: Ada Berapa Lempeng yang Menutupi Permukaan Bumi?
Fenomena ini terjadi di wilayah yang dikenal sebagai East African Rift System—salah satu sistem patahan aktif terbesar di dunia. Di sini, lempeng Somalia secara perlahan bergerak menjauh dari lempeng Nubia, sementara keduanya juga menjauh dari lempeng Arab di utara. Lembaga Geografi London mencatat bahwa pergerakan ini disebabkan oleh aktivitas magma dari dalam bumi, yang mendorong kerak bumi untuk terpisah.
Menurut laporan USA Today, bagian-bagian dari patahan ini bahkan telah bergeser sejauh 0,3 inci (sekitar 7,6 milimeter) per tahun. Angka yang tampak kecil, tapi dalam skala geologis, sangat signifikan. Proses ini menunjukkan bahwa Bumi adalah planet yang hidup dan terus berubah.
Baca juga: Mengapa Afrika Kaya akan Berlian?
Pergerakan lempeng tektonik bertanggung jawab atas banyak fenomena geologis di planet kita. Ketika lempeng-lempeng bumi saling menjauh, terbentuklah fitur-fitur seperti gunung berapi, geyser, dan lembah-lembah dalam. Sebaliknya, ketika lempeng saling bertabrakan, lahirlah pegunungan seperti Himalaya yang terus tumbuh hingga hari ini. Patahan San Andreas di California juga merupakan hasil dari pertemuan lempeng-lempeng yang bergerak tersebut.
Bagi Afrika Timur Laut, pergeseran lempeng ini berarti meningkatnya risiko gempa bumi dan aktivitas vulkanik. Warga di wilayah tersebut sudah mulai merasakan dampaknya dalam beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Benua Afrika Bisa Terbelah Menjadi Dua, Kapan Terjadinya?
Perlu dicatat, ini bukan pertama kalinya umat manusia mengidentifikasi samudra baru. Pada tahun 2021, National Geographic Society secara resmi mengakui keberadaan Samudra Selatan—badan air yang mengelilingi Antartika—sebagai samudra kelima di dunia, terpisah dari Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia.
Walaupun banyak ilmuwan telah menganggap wilayah tersebut sebagai samudra tersendiri selama bertahun-tahun, pengakuan resmi dari National Geographic memperkuat statusnya di mata publik dan komunitas akademik.
Perubahan geologi seperti ini mengingatkan kita akan betapa dinamisnya planet tempat kita tinggal. Benua yang tampak kokoh dan tidak berubah ternyata terus bergerak, meskipun sangat perlahan. Dan siapa tahu? Dalam jutaan tahun ke depan, keturunan manusia bisa menyaksikan munculnya samudra baru yang terbentuk dari belahan Afrika. Sebuah bukti nyata bahwa alam tak pernah berhenti berevolusi.
“Bumi adalah planet yang hidup. Kita hanya penumpang sementara dalam perjalanan panjang geologisnya.”
Baca juga: Benarkah Air Samudra Pasifik dan Atlantik Tidak Bisa Menyatu?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.