KOMPAS.com - Kompleks Percandian Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kawasan dataran tinggi Dieng.
Kompleks percandian yang berada pada ketinggian sekitar 2.000 mdpl ini secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Di kompleks percandian Dieng terdapat delapan candi yang dinamai sesuai nama pahlawan dalam cerita Bharatayuddha.
Candi-candi Dieng bercorak Hindu aliran Syiwa. Namun, asal-usul dan pendirinya tidak diketahui pasti pasti.
Menurut George Coedes, sejarah Candi Dieng bermula dari masa Kerajaan Kalingga.
Sedangkan situs resmi Perpusnas RI dan Kantor Imigrasi Wonosobo menyebut bahwa candi dieng peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atas perintah raja dari Wangsa Sanjaya.
Baca juga: Candi Bangkal, Menara Berhias Kala
Melihat lokasi bangunan yang berada di tempat tinggi, para ahli menduga bahwa fungsi Candi Dieng adalah sebagai tempat untuk kegiatan religius atau pemujaan terhadap Trimurti (tiga dewa utama dalam agama Hindu), yakni yaitu Dewa Brahma (pencipta), Dewa Wisnu (pemelihara), dan Dewa Siwa (penghancur).
Kata Dieng juga berasal dari Bahasa Jawa Kuno, yakni di (tempat atau gunung) dan hyang (leluhur atau dewa), yang berarti tempat tinggal para dewa.
Berikut ini delapan candi yang berada di kawasan percandian Dieng.
Candi Arjuna berdiri di satu pelataran dengan Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Di kompleks percandian ini, Candi Arjuna terletak di paling selatan dan diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-7 atau abad ke-8.
Candi Arjuna kental dengan pengaruh dari India, yang terlihat dari bentuk atap bertingkat dan keberadaan menara-menara di setiap tingkatan atapnya.
Baca juga: Candi Arjuna: Sejarah dan Fungsinya
Candi Semar terletak persis di samping Candi Arjuna. Saat ini keadaannya tidak lagi utuh.
Candi yang juga dibangun sezaman dengan Candi Arjuna ini puncak atapnya sudah hilang.
Konon pada zaman dulu, Candi Semar merupakan pendamping Candi Arjuna yang difungsikan sebagai tempat menyimpan alat dan perlengkapan pemujaan.