KOMPAS.com - Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan pada masa Sulta Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng naik takhta pada 1651 untuk menggantikan Sultan Abdul Ma'ali Ahmad, kakeknya, yang meninggal di tahun yang sama.
Sultan Ageng Tirtayasa memimpin Banten sampai 1683. Selama itu, Sultan Ageng dianggap telah melakukan pembaharuan dan mengembangkan kerajaan Banten.
Sultan Ageng merampingkan keanggotaan Dewan Agung yang selama ini jadi penasehat para sultan. Dengan dibantu beberapa penasehat dekatnya, Sultan Ageng Tirtayasa mengambil semua keputusan pemerintahan sendiri.
Kendati demikian, Sultan Ageng telah berperan pada kemajuan kerajaan Banten.
Baca juga: Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa
Di awal masa Sultan Ageng Tirtayasa, kerajaan Banten mengalami pertumbuhan penduduk. Dari sebelumnya 150 ribu jiwa, lantas bertambah menjadi 200 ribu jiwa.
Kejayaan kerajaan Banten pada masa Sultan Ageng dapat dibagi ke beberapa sektor. Sektor-sektor ini dikembangkan Sultan Ageng.
Sektor pertanian dan sumber daya tak lepas dari perhatian Sultan Ageng. Kurun 1663 sampai 1677, Sultan Ageng tercatat membangun sistem irigasi yang cukup besar di kerajaan Banten.
Baca juga: Usaha VOC Mengalahkan Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa
Kanal sepanjang 30-40 km dibangun. Selama masa pembangunan itu, Sultan Ageng memperkerjakan sekitar 16.000 orang.
Pada saat bersamaan, ia sekaligus juga membuka puluhan ribu hektar persawahan baru dan ribuan hektar perkebunan kelapa.
Sultan Ageng menempatkan 30 ribu orang di lahan-lahan ini. Para pekerja itu mencakup para pendatang Bugis, Makassar, pencandu opium, dan orang-orang yang dianggap jahat oleh Sultan Ageng.
Baca juga: Kemunduran Kesultanan Banten
Proyek Sultan Ageng ini dianggap berguna untuk meningkatkan kekayaan pertanian kerajaan sekaligus mengencangkan kontrol pusat atas daerah-daerah pedalaman.
Pengaruh Sultan Ageng juga terasa di bidang pelayaran. Surat jalan darinya membuat kapal-kapal dapat berlayar dan menjalankan perdagangan di perairan Nusantara.
Selain itu, melalui diplomasi dengan Inggris dan Cina, orang-orang dari Banten juga bisa membuka jaringan perdagangan sampai ke Persia, India, Vietnam, Siam, Filipina, dan Jepang.
Baca juga: Sultan Ageng Tirtayasa: Asal-usul, Peran, dan Perjuangan
Di masa Sultan Ageng, kerajaan Banten juga dikenal karena mampu menunjukkan perlawanannya yang tangguh terhadap VOC.
Sultan Ageng membendung upaya VOC untuk memonopoli lada, tanaman yang jadi andalan bagi kerajaan Banten. Saat meletus perang pada 1656, Banten mampu menyerang daerah-daerah Batavia yang jadi basis VOC.
Saat pecah pemberontakan Trunojoyo di wilayah Mataram, Sultan Ageng disebut berdiri di pihak Trunojoyo dengan mengirimkan amunisi. Ia juga mengganggu kapal-kapal VOC di wilayah Batavia.
Refrensi: