Ki Hajar Dewantara adalah seorang aktivis dan jurnalis yang sangat vokal mengkritik pemerintah Hindia Belanda, sebagaimana dua tokoh pendiri Indische Partij lainnya.
Tulisan-tulisannya yang dimuat di berbagai surat kabar dinilai mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan semangat anti penjajahan.
Baca juga: Dua Peristiwa yang Menandai Kebangkitan Nasional
Dua tulisan berisi kritik yang terkenal adalah Als Ik Nederlandsche Was (Seandainya aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).
Ki Hajar Dewantara juga berjasa dalam pembangunan pendidikan Indonesia dengan mendirikan Sekolah Taman Siswa.
Berkat jasanya di bidang pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi gelar Bapak Pendidikan Nasional.
Soetemo merupakan lulusan STOVIA yang dipilih menjadi ketua Budi Utomo dan seorang dokter yang mengabdi di berbagai daerah Indonesia.
Ia merupakan tokoh yang setuju dengan kebangkitan Jawa yang dicetuskan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo.
Soetomo juga pernah diangkat sebagai dokter dan guru di Nederlandsche Indische Artsen School (NIAS), sekolah kedokteran di Surabaya pada tahun 1923.
Baca juga: Biografi Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia
Wahidin Sudirohusodo adalah sosok yang pandai dan lulus dari sekolah kedokteran hingga menjadi pejabat kesehatan.
Semangat kebangkitan nasional Wahidin mulai terlihat ketika ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar Retnodhoemilah, yang terbit tiga kali seminggu.
Melalui surat kabar itu, Wahidin melontarkan gagasannya soal kebangkitan Jawa, meliputi nasionalisme, pendidikan, kesamaan derajat, dan budi pekerti.
Setelah upayanya di Retnodhoemilah dirasa kurang membuahkan hasil, ia memilih mundur dan memperjuangkan gagasannya dengan berkeliling untuk menemui pejabat pemerintahan di Jawa yang berpengaruh.
Meski gagasannya banyak mengalami penolakan, Wahidin akhirnya bertemu dengan Sutomo dan sepakat untuk membuat sebuah organisasi.
Organisasi itu adalah Budi Utomo yang lahir pada 20 Mei 1908. Budi Utomo tidak hanya memajukan pendidikan, tetapi juga menyadarkan masyarakat Jawa akan martabatnya sebagai bangsa.
Baca juga: Mengapa Tidak Semua Golongan Priayi Mendukung Berdirinya Budi Utomo?
HOS Tjokroaminoto dikenal sebagai salah satu pejuang yang berani melawan pemerintah kolonial Belanda.