KOMPAS.com - Hari ini 44 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 20 April 1978, jet Uni Soviet memaksa pesawat berpenumpang dari Korean Airlines mendarat setelah dianggap melanggar wilayah udaranya.
Dilansir dari History, pesawat Korean Airlines yang biasanya terbang di atas kutub Utara menuju Seoul itu, diklaim pejabat Soviet telah berbelok tajam ke wilayah udara Rusia.
Dua orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka setelah pesawat Korean Airlines melakukan pendaratan kasar di sebuah danau beku sekitar 300 mil Selatan dari Murmansk.
Adapun pesawat Korean Airlines tersebut sedang dalam penerbangan dari Paris, Perancis menuju Seoul, Korea Selatan, ketika insiden itu terjadi.
Jet Uni Soviet kemudian mencegat pesawat berpenumpang tersebut dan memerintahkannya untuk mendarat.
Pendaratan kasar
Namun, alih-alih menuju lokasi pendaratan yang telah ditunjukkan oleh jet Soviet, Korean Airlines melakukan pendaratan yang sangat kasar di danau beku di Selatan Murmansk.
Beberapa saat kemudian, Uni Soviet mengizinkan pesawat sipil Amerika Serikat (AS) untuk mengevakuasi para penumpang yang selamat.
Pejabat AS bingung tentang apa yang salah dengan penerbangan Korean Airlines.
Sementara itu, pihak Korea Selatan mengeklaim bahwa "kesalahan navigasi" yang harus disalahkan terkait insiden itu.
Para ahli penerbangan meragukan bahwa kesalahan itu dapat terjadi pada pesawat yang sedemikian canggih atau bahwa masalah navigasi dapat menyebabkan pola penerbangan yang sangat tidak akurat.
Perlindungan wilayah udara Uni Soviet
Namun yang pasti, kejadian itu menunjukkan kepatuhan Uni Soviet terhadap perlindungan wilayah udaranya.
Sejak akhir Perang Dunia II, sejumlah pesawat sipil dan militer telah diusir, dipaksa mendarat, atau ditembak jatuh oleh angkatan udara Soviet.
Kebijakan itu akan memiliki konsekuensi yang lebih tragis seperti pada 1 September 1983, ketika jet Soviet menembak jatuh Korean Airlines penerbangan 007.
Saat itu, Korean Airlines penerbangan 007 dianggap berbelok 300 mil dari jalurnya dan terbang di atas wilayah udara Uni Soviet.
Hampir 270 orang tewas dalam insiden itu.
Diklaim sebagai pesawat penyusup
Sementara itu, dilansir dari aviation-safety.net, pesawat Korean Airlines yang dipaksa mendarat itu awalnya diklaim radar pertahanan anti-pesawat Soviet sebagai Boeing 747, dan pesawat penyusup.
Jet pencegat, Sukhoi Su-15TM pun dikirim untuk mencegat pesawat Korean Airlines yang diklaim sebagai penyusup itu.
Ketika jet Sukhoi terbang di samping pesawat Korean Airlines, kapten pesawat komersil itu melambatkan laju dan mengaktifkan lampu pendaratan.
Namun, jet Su-15 diperintahkan untuk menembak pesawat Korea tersebut.
Meluncurkan rudal
Pilot Su-15 selama beberapa menit mencoba meyakinkan atasannya untuk membatalkan serangan, karena pesawat itu adalah Boeing 707 sipil, bukan Boeing RC-135 pengintai.
Akan tetapi, ada perintah tambahan yang meminta dua rudal P-60 diluncurkan. Salah satu dari misil meleset, tapi lainnya meledak dan merusak bagian kiri sayap.
Pecahan bagian roket mengenai badan pesawat, menyebabkan dekompresi yang cepat.
Pilot Korean Airlines kemudian memutuskan melakukan pendaratan darurat dari FL350 ke 5.000 kaki.
/tren/read/2022/04/20/092900865/hari-ini-dalam-sejarah--pesawat-korea-dipaksa-mendarat-jet-uni-soviet