ÓÅÓιú¼Ê

Mutasi Dokter Disebut karena Kedisiplinan, dr Rizky: Saya Tidak Pernah Mendapat Sanksi Disiplin

KOMPAS.com - Dr Rizky Ardiansyah adalah salah satu dokter yang terdampak mutasi dokter secara mendadak oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dia diberhentikan sepihak dari Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, tempatnya bekerja.

Menurut penjelasan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, dr Rizky diberhentikan karena masalah kedisiplinan.

"Dr Rizky merupakan dokter mitra, atau dokter lepas. Bukan merupakan pegawai RS tersebut. Kerja sama/kemitraan dihentikan karena masalah kedisiplinan yang bersangkutan," kata Aji, saat dihubungi ÓÅÓιú¼Ê.com, Senin (5/5/2025). 

Namun, pernyataan tersebut segera dibantah oleh dr Rizky. Dia mengaku tidak pernah mendapat teguran hingga sidang kedisiplinan terkait pemberhentiannya.

"Saya perlu memberikan klarifikasi atas 'tuduhan' Kemenkes yang menyatakan bahwa pemberhentian yang dilakukan karena masalah kedisiplinan. Saya tidak pernah pernah mendapatkan sanksi disiplin, baik lisan maupun tertulis, baik atas dasar rekomendasi Komite Medik RS Adam Malik, dan atau Majelis Disiplin Profesi (MDP)," tegas dr Rizky kepada ÓÅÓιú¼Ê.com, Kamis (8/5/2025).

Dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak tidak pernah menjalani sidang disiplin, baik di Komite Medik RS Adam Malik maupun di MDP.

Pemecatan tanpa alasan yang jelas

Kepada ÓÅÓιú¼Ê.com, dr Rizky bercerita bahwa pemecatan dirinya dari RS Adam Malik bermula ketika dirinya dipanggil secara non-formal oleh direktur rumah sakit pada Rabu (30/4/2025).

"Tanggal 30 April pagi, saya dipanggil secara non-formal oleh Direktur RS Adam Malik Medan, dihadiri Direktur SDM," ucapnya.

Menurut Rizky, pembicaraan dalam pertemuan itu berlangsung secara santai. Dia mengaku sangat akrab dengan Direktur RS Adam Malik Medan dan pihak-pihak yang hadir.

Namun, Rizky tidak menyangka bahwa pembicaraan kala itu justru menyarankan dirinya untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya.

"Awalnya saya diminta untuk mengundurkan diri. Tapi saya tidak bersedia. Lalu saya tanyakan masalahnya ternyata ada permintaan dari Dirjen Yankes agar saya diberhentikan," ujar Rizky.

Dia menyimpulkan, pemberhentian yang dialaminya terjadi karena adanya tekanan kekuasaan dari Kemenkes yang disebabkan oleh testimoninya soal pemberhentian Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDA), dr Piprim Yanuarso yang dimutasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

Selanjutnya, pada Jumat (2/5/2025), Rizky diminta untuk bertemu dengan direksi rumah sakit. Namun pertemuan itu tidak terealisasi.

"Lalu beliau mengirimkan surat pemberitahuan tentang penghentian kerja sama. Surat itu tertanggal 30 April 2025, namun saya terima per tanggal 2 Mei 2025," kata Rizky.

Setelah membaca surat pemberhentiannya, Rizky mengaku sangat keberatan dan sudah mengajukan surat pada Senin (5/5/2025).

Namun, pada Selasa (6/5/2025), dia terkejut ketika membaca artikel ÓÅÓιú¼Ê.com yang menyatakan bahwa Kemenkes memberhentikan dirinya karena alasan masalah kedisiplinan.

"Saya perlu memberikan klarifikasi atas 'tuduhan' Kemenkes yang menyatakan bahwa pemberhentian yang dilakukan karena masalah kedisiplinan," tegas Rizky.

Dia berharap agar Kemenkes memberikan pernyataan yang lebih jelas terkait pernyataan tersebut. Pasalnya, hingga Kamis (8/5/2025), Rizky mengaku belum mengetahui alasan pasti mengapa dirinya diberhentikan dari Rumah Sakit Adam Malik.

ÓÅÓιú¼Ê.com telah menghubungi Aji Muhawarman untuk meminta penjelasan maksud dari masalah kedisiplinan yang dilanggar dr Rizky. Namun, ÓÅÓιú¼Ê.com justru diminta untuk menghubungi pihak RS Adam Malik.

Penjelasan RS Adam Malik soal mutasi dokter

Manajer Hukum dan Humas RS Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak buka suara terkait polemik pemberhentian dr Rizky.

Dia mengonfirmasi bahwa dr Rizky adalah dokter mitra berstatus ASN non-Kementerian Kesehatan yang turut memberikan pelayanan di RS Adam Malik melalui perjanjian kerja sama pelayanan medis dengan manajemen RS Adam Malik.

Menurut Rosario, pemberhentian dr Rizky dilakukan berdasarkan serangkaian prosedur evaluasi internal secara periodik.

"Setelah melakukan serangkaian prosedur evaluasi internal secara periodik, kami memutuskan untuk mengakhiri perjanjian kerja sama tersebut dengan berbagai pertimbangan dan mengembalikan yang bersangkutan kepada unit kerja tempatnya menjalankan tugas sebagai ASN," kata Rosario, saat dikonfirmasi ÓÅÓιú¼Ê.com, Kamis.

Dia juga memastikan, keputusan pemberhentian tersebut tidak akan mengganggu pelayanan RS Adam Malik lantaran masih terdapat dokter spesialis dengan keahlian yang sama di rumah sakit tersebut.

Rosario memastikan, seluruh pasien dr Rizky tetap akan dilayani dengan baik di RS Adam Malik.

Meski demikian, Rosario tidak bisa mempublikasi hasil evaluasi pemberhentian dr Rizky secara mendetail.

"Hasil evaluasinya mohon maaf tidak bisa kami sampaikan secara mendetail," kata dia.

Penjelasan Kemenkes soal mutasi dokter

Sebelumnya, Kemenkes melalui Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan bahwa mutasi dokter yang terjadi di rumah sakit vertikal merupakan hal yang umum terjadi dalam sebuah organisasi.

"Selain dr. Piprim, ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dimutasi untuk pengembangan RS Kemenkes," kata Aji kepada ÓÅÓιú¼Ê.com, Senin (5/5/2025).

Dia mengatakan, mutasi dokter bertujuan untuk pengembangan rumah sakit Kemenkes.

Aji juga memastikan bahwa mutasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi dilakukan berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

"Kebijakan ini bukan merupakan penghentian atau penghambatan karir dr. Piprim. Sebaliknya, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional," tandas Anji.

Polemik mutasi dokter mencuat ke publik usai dr Piprim yang tidak lain adalah Ketua Umum IDAI dimutasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

Diberitakan ÓÅÓιú¼Ê.com, Minggu (4/5/2025), mutasi mendadak itu dianggap menyalahi prosedur dan tidak adil, serta diskriminatif.