KOMPAS.com - Antonius Yansen Suryadarma menjadi lulusan terbaik jenjang S2 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) meski gelar S1-nya tidak linier dengan jurusan S2 yang ia pilih.
Pada saat menempuh pendidikan S1, Antonius mengambil Jurusan Kedokteran. Kini dia berhasil lulus S2 dari FKM dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00. Bahkan dia bisa menyelesaikan kuliah S2 dalam waktu pendidikan 1 tahun 11 bulan.
"Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras dan semangat pantang menyerah," kata Antonius dikutip dari laman resmi Unair, Jumat (4/10/2024).
Antonius mengaku mendapat tantangan besar saat kuliah di jurusan S2 yang tidak linier dengan gelar S1.
Baca juga: Cerita Fitri, Ibu Tiga Anak Bisa Lulus S3 Unair dengan IPK 4,00
Utamanya saat berusaha menguasai mata kuliah Kesehatan Masyarakat advanced mengingat latar belakang pendidikan S1 nya di bidang kedokteran sehingga sudah pasti ada berbagai perbedaan.
"Saat S1 di Jurusan Kedokteran. Saya mengalami kesulitan saat mengerjakan skripsi, dan dari situlah ketertarikan saya terhadap ilmu biostatistika muncul," ujarnya.
Meskipun merasa tertantang dengan materi-materi yang lebih kompleks, Antonius tidak pernah menyerah.
Dukungan yang tak terhingga dari teman-teman seangkatan dan bimbingan para dosen menjadi motivasi tersendiri baginya untuk bisa menyelesaikan kuliahnya.
Hasilnya, Antonius tidak hanya berhasil beradaptasi dengan lingkungan akademik yang baru, tetapi juga meraih prestasi akademik yang membanggakan.
Baca juga: Biaya UKT dan IPI Jurusan Kedokteran Unair dan UB, Siswa Kelas 12 Cek
Puncak prestasi Antonius selama berkuliah di S2 di Unair adalah saat ia mendapat kepercayaan untuk menjadi narasumber praktikum pada pelatihan Analisis Big Data.
Kepercayaan ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai seorang ahli biostatistika muda yang diperhitungkan.
Tidak hanya unggul di ranah akademik, Antonius juga aktif berbagi ilmunya dengan mahasiswa S1 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kediri.
Bersama rekan-rekannya, ia menginisiasi pelatihan metodologi penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan dalam menyusun skripsi dan mengembangkan soft skill.
Kendati ia memiliki banyak kesibukkan, Antonius tetap menekankan pentingnya disiplin waktu dalam membagi antara kegiatan akademik dan non-akademik.
“Jika ada tugas akademik, jangan menundanya hingga mendekati tenggat waktu. Selain itu, diskusi rutin dengan rekan-rekan seangkatan juga menjadi sumber motivasi yang tak ternilai, terutama ketika semangat belajar mulai menurun," ucap dia.
Baca juga: Sosok Arif Nur, Peneliti Unair yang Masuk Top 2 Percent Worlds Scientist 2024
Ke depannya, Antonius berencana mengaplikasikan ilmunya dengan mengajar, terutama dalam bidang klinis atau medical research.
Ia berharap dapat membimbing generasi penerus dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.