TEL AVIV, KOMPAS.com – Pemerintah Israel menyatakan terbuka terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan dengan Hamas yang mencakup penghentian perang di Gaza.
Pernyataan ini disampaikan pada Minggu (18/5/2025), di tengah intensifikasi serangan militer dan meningkatnya jumlah korban jiwa.
Militer Israel menyatakan perluasan operasi mereka bertujuan untuk mencapai semua sasaran perang, termasuk membebaskan sandera dan menumpas kelompok Hamas.
Baca juga: Serangan Israel di Gaza Meningkat, 146 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Namun, di saat serangan berlangsung, negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas dilaporkan tengah berlangsung di Doha, Qatar.
Menurut Hamas, pembicaraan tersebut diarahkan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tim negosiatornya sedang menjajaki semua kemungkinan kesepakatan, baik melalui kerangka kerja utusan Timur Tengah AS Steve Witkoff maupun bagian dari proses penghentian pertempuran.
"Pada saat ini, tim negosiasi di Doha sedang berupaya untuk menghabiskan setiap kemungkinan untuk sebuah kesepakatan, baik menurut kerangka kerja Witkoff atau sebagai bagian dari mengakhiri pertempuran," demikian pernyataan resmi tersebut, dikutip dari AFP.
Israel menekankan, kesepakatan harus mencakup pembebasan seluruh sandera, pengasingan kelompok bersenjata Hamas, serta pelucutan senjata di Gaza.
Baca juga: Serangan Terbaru Israel Tewaskan 100 Orang, Situasi Gaza Kian Memburuk
Upaya mediasi sebelumnya yang difasilitasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat belum berhasil mencapai titik temu, khususnya setelah kegagalan gencatan senjata dua bulan lalu pada Maret.
Perdana Menteri Netanyahu bersikukuh perang harus berakhir dengan kekalahan total Hamas. Sebaliknya, Hamas menolak keras untuk menyerahkan senjata mereka.
Kendati demikian, Hamas menyampaikan, mereka tetap terbuka untuk bernegosiasi. "Pembicaraan di Doha telah dimulai tanpa prasyarat apa pun dari kedua belah pihak," kata pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, pada Sabtu.
Seorang sumber yang dekat dengan proses negosiasi menyatakan, posisi kedua pihak tengah dipertukarkan dalam upaya menjembatani perbedaan.
"Kelompok ini (Hamas) mendekati pembicaraan dengan fleksibilitas yang tinggi," ujarnya.
Baca juga:
Sementara itu, tekanan terhadap pemerintah Israel dari dalam negeri juga kian meningkat. Ribuan warga melakukan unjuk rasa di Tel Aviv pada Sabtu, menuntut Netanyahu segera menyepakati kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan.
"Alih-alih membawa mereka semua pulang dengan menyetujui kesepakatan yang ada di atas meja, Netanyahu menyeret kita ke dalam perang politik yang tidak perlu yang akan menyebabkan kematian para sandera dan tentara," ujar Zahiro Shahar Mor, keponakan dari Avraham Munder, sandera yang dilaporkan tewas.