优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Pakistan Klaim Jatuhkan Rafale India, Perlukah Indonesia Waswas?

优游国际.com - 19/05/2025, 13:54 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber

Pembelian Mirage pada akhirnya batal disebabkan ruang fiskal yang terbatas.

Pesawat tempur milik TNI AU, jelas Prabowo, sudah berumur tua, dengan masa pakai di atas 30 tahun. Oleh sebab itu, Prabowo ingin melakukan peremajaan di semua pesawat tempur.

Baca juga:

Dari penjajakan yang dijalankan Kementerian Pertahanan dengan beberapa negara, Perancis lalu muncul sebagai mitra strategis Indonesia. Ini tergambarkan melalui intensitas Prabowo bertemu pejabat Perancis.

Pada 2020, Prabowo tercatat dua kali mengunjungi Perancis, yakni Januari dan Agustus, untuk bertemu Parly.

Setahun berselang, sekitar Juni 2021, Prabowo kembali ke Perancis dan menandatangani perjanjian kerja sama di bidang pertahanan.

November 2021, giliran Prabowo yang menjamu Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian di Jakarta.

Apabila ditotal, sepanjang 2020 sampai 2024, berdasarkan pemantauan BBC News Indonesia pada pemberitaan di media, Prabowo telah bertemu pejabat tinggi Perancis, termasuk Presiden Perencis Emmanuel Macron, sebanyak 13 kali.

Topik pertemuan membahas banyak urusan. Tapi, yang perlu digarisbawahi, sektor pertahanan selalu masuk dalam perbincangan.

Kedekatan Indonesia dengan Perancis bisa dibaca sebagai langkah taktis dalam bidang pertahanan mengingat Perancis adalah pemain utama global.

Baca juga: Sejumlah Media Asing Turut Beritakan Indonesia Borong Jet Tempur Rafale dari Perancis

Perancis peringkat kedua eksportir senjata

Laporan yang dipublikasikan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan bahwa Perancis duduk di peringkat kedua negara eksportir senjata di dunia, menggeser Rusia dan di bawah AS pada periode 2019-2023. Ekspor persenjataan Perancis mencapai 11 persen dari transaksi global, naik sekitar 47 persen dari periode 2014-2018.

Sepanjang 2019-2023, Perancis telah mengirimkan senjata-senjata buatan mereka ke 64 negara. Asia dan Oseania menjadi kawasan utama ekspor Perancis dengan porsi 42 persen, disusul Timur Tengah sebesar 34 persen.

Pengiriman senjata Perancis nan ekspansif ini terwakili oleh pesawat tempur Rafale. Pada periode 2014-2018, Perancis hanya mengekspor 23 unit Rafale. Periode 2019-2023, angkanya naik empat kali lipat: 94 unit. Per akhir 2023, sudah ada 193 pesawat tempur Rafale yang dipesan—belum dikirim.

Mayoritas pesawat yang sudah dikirim maupun masih dalam pemesanan punya target pasar negara-negara di luar Eropa, salah duanya adalah India dan Indonesia.

India, misalnya, sudah mengoperasikan 36 unit Rafale, dan pada April lalu menambah pembelian sebanyak 26 buah, merespons ketegangan wilayah dengan China dan Pakistan

Baca juga: Daftar Negara yang Membeli Jet Dassault Rafale

Pembelian ini rampung usai India sepakat membayar 7,4 miliar dollar AS. Pengiriman Rafale dijadwalkan selesai pada 2030, dengan kru pesawat akan menjalani pelatihan di Perancis dan India, terang otoritas India.

Popularitas Rafale menanjak lantaran spesifikasi yang melekat padanya. Pabrikan Rafale, Dassault Aviaton, mengeklaim pesawat mereka sebagai platform omnirole, atau mampu melakukan berbagai misi, dari serangan darat dan laut, pengintaian, intersepsi, sampai support untuk melawan nuklir.

Sejauh ini, Rafale telah dipakai dalam operasi udara di Libya (Benghazi dan Tripoli), Mali, Chad, serta terakhir di eskalasi India-Pakistan.

Menanjaknya nama Rafale turut mengantarkan perusahaan yang menaunginya, Dassault Aviation, ke jajaran 50 besar korporasi senjata global.

Baca juga: Mengenal Pesawat Tempur Dassault Rafale

Rafale diklaim jatuh, Indonesia perlu was-was?

Situasi yang dialami India memunculkan kecemasan bahwa pesawat ini tidak semumpuni seperti yang dibayangkan.

Lalu, apakah keputusan pemerintah Indonesia membeli pesawat Rafale buatan Perancis adalah blunder?

Kementerian Pertahanan tidak menanggapi pertanyaan BBC News Indonesia terkait ini.

Analis pertahanan, Fauzan Malufti, menjelaskan pemerintah harus selalu menganalisa konflik-konflik global yang meletus—termasuk India-Pakistan—lantaran di balik itu terdapat doktrin, taktik, hingga alutsista yang dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kepentingan pertahanan dalam negeri.

Sehubungan dengan klaim Pakistan telah menembak jatuh pesawat Rafale, Fauzan menilai: "kita tidak bisa menarik kesimpulan terlalu dini."

"Apakah pesawat Rafael itu bagus atau enggak? Sekarang sering dibandingkan dengan J-10 milik Cina yang digunakan Pakistan," kata Fauzan kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: India Beli Rafale, Pakistan Panas lalu Borong 25 Jet Tempur J-10C Buatan China

Namun, menurutnya, jawaban pertanyaan tersebut tidak sesederhana itu karena perang modern sangat kompleks.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau