优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan

Gerakan ini bermaksud mendirikan Negara Islam Indonesia (NII), sehingga pemerintah menyebutnya sebagai Pemberontakan DI/TII.

Pemberontakan DI/TII yang bermula di Jawa Barat kemudian menyebar ke beberapa wilayah, salah satunya ke Kalimantan Selatan.

Siapa yang melakukan Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dan bagaimana kronologinya?

Latar belakang DI/TII Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan terjadi pada tahun 1950 hingga 1963.

Tokoh Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan adalah Ibnu Hadjar, seorang Letnan Dua Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bergabung dalam Divisi IV Angkatan Laut pada masa perang kemerdekaan.

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan disebabkan oleh kekecewaan Ibnu Hadjar atas peraturan reorganisasi militer.

Menyusul pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada Desember 1949, Ibnu Hadjar ditolak masuk TNI karena buta huruf.

Ibnu Hadjar kemudian membentuk gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT), yang didukung oleh rekan-rekan seperjuangannya.

Jalannya Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan

Gerakan Ibnu Hadjar sebenarnya telah dilancarkan sejak 1950, dengan menyerang pos-pos Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) di beberapa wilayah Kalimantan.

Waktu Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan secara resmi baru dimulai pada 1954, ketika Ibnu Hadjar menyatakan KRYT bergabung dengan DI/TII Kartosoewirjo, yang menawarinya posisi menteri di Negara Islam Indonesia.

Setelah KRYT bergabung dengan DI/TII, Ibnu Hadjar menamai pasukannya Angkatan Perang Tentara Islam dan mengganti nama markasnya Istana Islam Merdeka.

Untuk menghadapi pemberontakan Ibnu Hadjar, pemerintah melakukan tindakan tegas dengan menggempur pusat pertahanan mereka.

Akhir Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan

Penumpasan DI/TII Kalimantan Selatan yang intensif efektif membuat pasukan Ibnu Hadjar melemah.

Pada 1963, Ibnu Hadjar dan gerombolannya dibujuk untuk menyerah dengan janji amnesti dari pemerintah.

Ibnu Hadjar dan sisa-sisa pasukannya pun menyerah pada Juli 1963.

Setelah Ibnu Hadjar setuju untuk menyerahkan diri, penyelesaian DI/TII di Kalimantan Selatan tetap dibawa ke Mahkamah Militer di Jakarta.

Pada 11 Maret 1965, Ibnu Hadjar menerima vonis hukuman mati dan dieksekusi pada 22 Maret 1965.

/stori/read/2023/10/11/190000279/pemberontakan-di-tii-kalimantan-selatan

Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke