KOMPAS.com - Manusia purba hidup para masa praaksara, yakni periode kehidupan sebelum mengenal tulisan.
Pada masa itu, manusia purba sudah mengenal kepercayaan.
Menurut para ahli, kepercayaan pada zaman praaksara muncul dari alam pikiran manusia purba sendiri.
Bagaimana sistem kepercayaan pada masa prasejarah?
Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya
Diperkirakan, manusia purba mulai mengenal sistem kepercayaan sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut atau pada zaman Mesolitikum Akhir.
Pada masa itu, manusia purba sudah mengenal kepercayaan terhadap roh nenek moyang, atau kepercayaan animisme.
Teori animisme pertama kali dikemukakan oleh E.B. Taylor, sarjana aliran evolusionisme Inggris, yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya bernyawa.
Penganutnya percaya bahwa roh dapat memberi manfaat kepada kehidupan manusia serta mampu memberi pertolongan.
Menurut Taylor, manusia purba pada mulanya merasa dihadapkan pada dua persoalan, yaitu perbedaan antara orang hidup dan mati, serta pengalaman dalam mimpi.
Manusia purba kemudian berusaha memahami dan menjelaskan fenomena aneh tersebut melalui pemikirannya.
Terdapat dua keyakinan pokok yang terkandung dalam teori animisme, yaitu:
Baca juga: Kepercayaan Dinamisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya
Masyarakat yang menganut paham animisme meyakini bahwa orang yang telah meninggal dianggap sebagai maha tinggi, yang menentukan nasib dan mengontrol perbuatan manusia.
Mereka juga beranggapan bahwa roh dapat merasuk ke dalam benda, yang membuat benda tersebut menjadi sakral atau sakti.
Kepercayaan seperti ini kemudian berkembang menjadi penyembahan kepada roh-roh. Untuk menghindari kemarahan roh, biasanya diadakan ritual tertentu.
Selain animisme, terdapat sistem kepercayaan dinamisme.