KOMPAS.com - Hari ini enam tahun lalu, tepatnya pada 19 Mei 2016, pesawat EgyptAir 804 menghilang di atas laut Mediterania.
Dilansir dari , pesawat yang terbang dari Kairo, Mesir menuju Paris, Perancis ini membawa total 66 orang yang terdiri dari penumpang dan awak. Dan semuanya, tewas.
Tim penyelamat membutuhkan waktu satu bulan untuk menemukan puing-puing pesawat EgyptAir 804.
Pada awalnya, hilangnya pesawat dianggap sebagai tragedi terorisme, namun penyebab sebenarnya terungkap satu tahun berikutnya.
Setelah perdebatan dan penyelidikan, pihak berwenang Perancis mendiskreditkan klaim Mesir bahwa bahan peledak ditemukan pada jenazah.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pembantaian terhadap 2.000 Orang Asing di Kremlin, Rusia
Tim penyelidik Perancis mengatakan, pesawat mengalami kebakaran sehingga menyebabkan pesawat jatuh.
Menurut catatan dari kotak hitam, penerbangan EgyptAir 804 sudah terbang sekitar 40 menit dari tujuannya ketika asap terdeteksi oleh alarm kebakaran di dalam pesawat.
Berselang satu menit, asap menjadi lebih banyak dan dilaporkan terlihat di elektronik komputer di bawah kokpit.
Pesawat kemudian berbelok 90 derajat, berputar, dan jatuh, terbelah di udara sebelum menabrak laut di bawah.
Setelah pesawat jatuh, tim investigasi dari beberapa negara berupaya mencari jenazah.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: PM Inggris Spencer Perceval Tewas Ditembak pada 11 Mei 1812
Sementara itu, beberapa barang milik penumpang dan potongan-potongan pesawat hanyut beberapa hari kemudian.
Baru pada bulan Juni 2016, pesawat ditemukan di bawah air.
Tim investigasi Mesir mengeklaim bahwa bahan peledak ditemukan di reruntuhan, penyelidik Perancis membalas bahwa ada tanda-tanda kebakaran dan ledakan di udara, bukan ledakan karena bahan peledak.
Hilangnya penerbangan, bertepatan dengan insiden yang melibatkan pesawat penumpang Rusia yang dijatuhkan di Semenanjung Sinai hanya beberapa bulan sebelumnya.
Hal ini membuat kekhawatiran keamanan dan ketakutan akan terorisme.