KOMPAS.com - Lari merupakan olahraga yang sangat mudah dan murah. Selain baik untuk kesehatan jantung, lari juga efektif menurunkan berat badan. Keunggulan ini membuat banyak orang tertarik mencoba untuk mulai berlari.
Saat ini olahraga lari sedang populer. Komunitas lari semakin bermunculan dan event lari bisa digelar setiap akhir pekan.
Meskipun demikian, bagi yang balu memulai olahraga lari perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak berakibat negatif karena FOMO atau Fear of Missing Out.
FOMO merupakan rasa takut atau cemas yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. FOMO merupakan fenomena psikologis yang semakin marak di kehidupan serba modern seperti sekarang ini.
Baca juga: Sedang Jadi Tren, Apakah Lari Setiap Hari Aman bagi Tubuh?
Lari memang sedang menjadi olahraga yang populer. Namun jika tidak diimbangi dengan latihan yang tepat dan rutin, ternyata bisa mendapatkan masalah.
Sejumlah masalah yang muncul jika lari tanpa persiapan di antaranya napas yang tidak kuat, mudah lelah, dan kaki menjadi sakit. Akhirnya berakibat memutuskan untuk berhenti berlari.
Pelari pemula biasanya terlalu bersemangat dan secara tidak sadar berlari terlalu jauh melebihi kemampuan sehingga memberikan efek buruk bagi tubuh.
Dikutip dari Kemenkes RI, berikut ini sejumlah tips untuk menjadi pondasi sebagai pelari pemula agar bisa bagus dan memperkuat kemampuan fisik.
Waktu tidur yang cukup antara 7-8 jam dapat membuat tubuh lebih segar dan bertenaga.
Lakukan tidur lebih awal dan mulailah berlari pukul 5-6 pagi saat udara masih terasa sejuk dan nyaman untuk berolahraga.
Agar dapat berolahraga dengan nyaman dan bertenaga, tubuh membutuhkan asupan energi dari karbohidrat ringan.
Konsumsilah telur rebus, energy bar, biskuit, atau kurma. Tak lupa ditemani kopi, teh, atau susu hangat untuk merangsang otak agar dapat terjaga.
Pastikan juga air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
Pemanasan untuk melemaskan sendi, otot, dan tendon dengan melakukan gerakan secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh anggota tubuh.
Sangat penting bagi pemula untuk menaikkan durasi dan jarak lari secara bertahap agar tidak memaksa tubuh.
Gunakan metode walk and run agar intensitas latihan di awal menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Polanya dengan jalan kaki–lari–jalan kaki–lari dan seterusnya.
Durasi pelari pemula sebaiknya sekitar 20-30 menit per sekali sesi lari. Setelah beberapa minggu rutin berlari, bisa ditambahkan sebanyak 5-10 menit.
Larilah secara rutin sebanyak 2-4 kali tiap minggu. Jarak lari terbaik untuk pemula sangat bervariasi tergantung pada kondisi fisik.
Namun, pelari pemula biasanya menjadikan jarak 3 km sebagai target awal sebelum mulai lari lebih jauh lagi.
Baca juga: Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?