KOMPAS.com - Gagal ginjal bukan hanya menjadi ancaman bagi masyarakat kelompok lanjut usia (lansia).
Saat ini, penyakit itu mulai banyak ditemukan pada usia muda, bahkan sejak usia 20-an.
Salah satu kasus yang ramai dibahas di Media sosial X (dulunya Twitter) belum lama ini adalah perempuan 25 tahun mengaku didiagosisi mengalami gagal ginjal padahal masih berada dalam usia produktif.
"Shock bacanya diumur 25 tahun sudah gagal ginjal!!," ungkap pengguna akun X @DailyUpd*** pada Minggu (4/5/2025), melengkapi unggahan video pengakuan perempuan menderita gagal ginjal.
Unggahan itu kemudian memicu rasa penasaran dari banyak warganet lain soal penyebab gagal ginjal di usia muda.
Setelah itu, muncul narasi bahwa penyebab gagal ginjal pada perempuan muda itu adalah karena konsumsi obat diet dan jamu.
Lantas, benarkah gagal ginjal bisa dialami anak muda usia 25 tahun?
Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, membenarkan penyakit gagal ginjal bisa juga dialami oleh anak muda.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada usia muda, dan sebagian besar tidak disadari.
Salah satu faktor pemicunya adalah konsumsi obat diet atau jamu yang tidak aman, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.
“Penyebab obat diet atau jamu yang memicu gagal ginjal disebabkan karena adanya kandungan yang memang harus diwaspadai,” jelas Bramantya saat dihubungi ÓÅÓιú¼Ê.com, Kamis (8/5/2025).
Meski begitu, ia mengeaskan, tidak semua produk obat diet atau jamu berbahaya. Yang perlu diperhatikan adalah komposisi dan keamanan bahan yang terkandung di dalamnya.
Masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam memilih produk.
"Pastikan suplemen atau jamu yang dikonsumsi telah terdaftar dan ditelaah oleh BPOM, sehingga kandungan dan keamanannya terjamin," terangnya.
Baca juga: 4 Bahan Rumahan yang Bisa Membersihkan Ginjal, Apa Saja?
Lebih lanjut, Bramantya menekankan bahwa penyebab gagal ginjal di usia muda tidak hanya terbatas pada konsumsi jamu atau obat tertentu.
Konsumsi makanan tertentu secara berlebihan atau terus-menerus juga dapat berkontribusi pada kerusakan ginjal, termasuk makanan tinggi garam (natrium), makanan tinggi gula, makanan ultra-proses, hingga daging olahan.
Pada individu muda, kata dia, perlu dicurigai pula adanya penyakit lain seperti autoimun atau kelainan anatomi ginjal.
“Pada individu muda, kita harus memikirkan apakah terdapat penyakit lain, misalnya autoimun atau kelainan struktur ginjal,” jelasnya.
Kedua kondisi tersebut bisa memicu kerusakan ginjal secara progresif, yang seringkali tidak bergejala hingga memasuki tahap lanjut.
"Jika yang bersangkutan memiliki penyakit autoimun atau kelainan struktur ginjal, maka dua hal tersebut juga memicu gagal ginjal dan butuh penanganan segera," ucapnya.
Penyakit ginjal, menurut Bramantya, mirip dengan hipertensi dalam hal gejala, yakni kerusakan berlangsung diam-diam dan baru terlihat saat ginjal sudah tidak berfungsi optimal.
Karena itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala menjadi sangat penting, bahkan pada orang yang merasa sehat.
“Penting sekali untuk selalu memeriksa kesehatan kita di era sekarang. Minimal tiga tahun sekali jika tidak berisiko, dan satu tahun sekali jika berisiko,” tegasnya.
Jadi, gagal ginjal di usia muda bukanlah mitos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.