KOMPAS.com - Nyeri dada bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi kesehatan, mulai dari yang ringan hingga serius.
Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti masalah jantung, gangguan pencernaan, gangguan otot dan tulang, bahkan stres dan kecemasan.
Meski demikian, dari beberapa faktor kemungkinan itu, kebanyakan orang yang mengalami nyeri dada sering kali mengaitkannya dengan serangan jantung.
"Nyeri dada atau tekanan dada merupakan salah satu keluhan yang paling umum di unit gawat darurat," kata Michelle O'Donoghue, seorang kardiolog di Mass General Brigham, Boston, Amerika Serikat.
"Sebagian kecil kasusnya, itu adalah serangan jantung. Namun sering kali, ternyata itu adalah diagnosis lain," tambahnya, dikutip dari laman Mass General Brigham (14/1/2025).
Lantas, apa perbedaan nyeri dada akibat serangan jantung dengan nyeri dada karena penyebab lain?
Baca juga: Gejala Serangan Jantung Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya, Ini 12 Tandanya
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat dan otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengancam jiwa.
Adapun nyeri dada hanyalah salah satu tanda yang mungkin terjadi akibat serangan jantung.
O'Donoghue mengatakan, sangat sedikit orang yang benar-benar menggambarkan gejala nyeri dada sebagai "rasa sakit."
Banyak yang mengatakan itu terasa seperti tekanan, sesak, terasa diremas atau penyempitan.
Selain itu, perasaan itu mungkin juga menyebar ke lengan kiri, bahu, leher, rahang, atau punggung.
"Nyeri tajam yang sangat terlokalisasi dan dapat langsung Anda tunjuk dengan satu jari sering kali bukan merupakan serangan jantung, tetapi bisa jadi merupakan kondisi darurat lainnya," jelasnya.
"Orang-orang lebih sering menggambarkan nyeri dada yang terkait dengan serangan jantung sebagai perasaan seperti ada yang duduk di dada mereka," tambahnya.
O’Donoghue menambahkan, sebagian orang dengan serangan jantung tidak merasakan sensasi apa pun di dada, tetapi mungkin mengalami gejala lain (ini sangat umum terjadi pada wanita) sebagai berikut:
Baca juga: Kerap Dianggap Sama, Ini Bedanya Angina dengan Serangan Jantung
Dikutip dari Harvard Health Publising (23/7/2024), dokter menggunakan beberapa informasi untuk menentukan apakah seseorang mengalami serangan jantung atau tidak.