优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Cerita Dea, Lulusan UGM yang Pilih Bekerja Jadi "Cleaning Service"

KOMPAS.com - Mungkin banyak orang mengira lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan selalu bekerja di perusahaan bergengsi.

Namun anggapan tersebut ternyata tidak selalu benar. Dea Rachma misalnya, ia adalah lulusan Sarjana Terapan Bisnis Pariwisata UGM yang justru memilih bekerja sebagai cleaning service di Australia.

Dea memilih pekerjaan tersebut karena ingin bekerja di luar negeri dan mewujudkan cita-cita berkeliling dunia. Dea berusaha mewujudkan cita-citanya itu dengan mulai bekerja di Australia.

"Mamaku tahu banget kalo aku dari dulu pengen kerja di luar negeri," kata Dea dalam podcast Ruang BK, 优游国际.com, Sabtu (13/7/2024).

Dapat work holiday visa (WHV)

Demi mimpinya itu, setelah lulus kuliah Dea yang sempat bekerja di beberapa perusahaan di Indonesia memilih untuk mendaftar work holiday visa (WHV) yang sangat sulit didapatkan.

WHV adalah program visa yang diberikan oleh pemerintah Australia untuk pemuda-pemudi Indonesia yang berminat bekerja di Australia sembari berlibur.

Pendaftar harus memenuhi beberapa persyaratan mulai dari umur, kemampuan bahasa Inggris hingga ketemtua saldo ATM yang harus ada sebelum ke Australia.

"Enggak gampang dapetinnya (WHV). Lebih susah dapetin WHV dari tiket konser Coldplay jujur," ujarnya.

Perjuangan jadi cleaning service

Setelah berhasil mendapatkan WHV, Dea langsung melamar pekerjaan dam sempat juga bekerja sebagai resepsionis di Australia.

Namun jika ingin memperpanjang WHV, Dea harus memenuhi kriteria yang ditentukan pemerintah Australia yakni bekerja di suatu bidang di daerah tertentu.

Dea pun mulai mendaftar pekerjaan lain untuk memperpanjang visanya. Hingga akhirnya ia mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai resepsionis dan juga cleaning service.

Dea merasa pekerjaan sebagai resepsionis sudah sering ia lakukan. Maka dari itu ia memutuskan untuk memilih pekerjaan sebagai cleaning service di salah satu perusahaan tambang di daerah terpencil di Australia.

Saat bekerja sebagai cleaning service, Dea bertugas mengerjakan semua hal yang tertulis di kontrak kerja mulai dari mengganti seprai, menyapu, mengepel, menyikat kamar mandi beserta toiletnya, dan membuang sampah.

Setiap harinya Dea harus mulai bekerja dari pukul 05.00 pagi hingga 17.00 waktu dan menyelesaikan tugasnya membersihkan 23 kamar seorang diri.

"Tidak terdefiniskan capeknya. Di sana kita kerja pake work boots ya agak berat tuh. Kita tuh beneran jalan dari satu tempat ke tempat lain," ucap Dea.

Selama bekerja menjadi cleaning service, Dea mengaku sangat lelah. Bahkan ia pernah harus berjalan sebanyak 24.000 langkah selama 12 jam kerja hingga membuat kakinya terasa sangat sakit.

Selain itu, Dea juga merasa sakit di bagian jari-jarinya karena selalu melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya.

"Ada harga yang harus dibayar," ucap Dea.

Dea harus bekerja sebagai cleaning service selama 9 hari kerja dengan waktu libur selama 5 hari. Ketika libur, Dea memilih pulang ke tempat tinggal sewaannya di daerah Perth.

"(Ketika kembali kerja) sebelum ke bandara nih ya ampun aku enggak siap nih mau kerja," ujarnya.

Belajar kurangi ego

Dea menambahkan, awalnya ia tidak yakin untuk mengambil pekerjaan sebagai cleaning service. Namun Dea merasa kesempatan mendapat pekerjaan seperti ini hanya datang sekali seumur hidup.

Maka dari itu, Dea memilih untuk menerima tawaran pekerjaan itu sementara agar ia mendapatkan perpanjangan visanya.

"Ada ego kaya gimana nih masa iya aku kerja jadi cleaner. Aku susah-susah kuliah di UGM, masa aku ngosek (kamar mandi) nih gitu kan. Tapi kayak udahlah ini toh pengalaman sekali seumur hidup aku. Menurutku ini kesempatan yang mungkin enggak datang dua kali di hidupku," lanjut Dea.

Dea juga memutuskan untuk tidak mendengarkan ucapan orang lain yang heran mengapa Dea memilih pekerjaan sebagai cleaning service.

Sebab, kata Dea, yang akan menjalani hidup itu dirinya sendiri. Jadi sebaiknya tidak usah terlalu banyak mendengarkan kata orang.

"Jadi pada akhirnya gue yang bayar KPR. Jadi kaya pada akhirnya whatever sih yang penting aku bisa ngejalaninnya dan aku masih bisa ngasih makan keluargaku. Ngapain mikirin apa kata orang pada akhirnya yang jalanin hidup itu kita tinggal tutup kuping aja meskipun susah," ungkapnya.

/edu/read/2024/07/14/191200671/cerita-dea-lulusan-ugm-yang-pilih-bekerja-jadi-cleaning-service-

Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke