JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Sekolah Garuda akan difokuskan di wilayah pelosok Indonesia.
Pemerintah akan mengutamakan daerah yang tidak memiliki SMA unggulan, sebagai bagian dari upaya pemerataan akses pendidikan.
"Kami memetakan wilayah dengan kebutuhan nyata akan sekolah," ujar Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie di kantornya seperti dilansir dari Antara.
Program Sekolah Garuda ini terdiri dari dua skema yaitu Sekolah Garuda Transformasi dan Sekolah Garuda Baru.
Sekolah Garuda Transformasi, melibatkan transformasi sekolah-sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) yang sudah ada di pelosok Tanah Air agar mampu bersaing di tingkat global.
Sementara Sekolah Garuda Baru, diarahkan untuk membangun sekolah-sekolah menengah atas baru di wilayah-wilayah yang belum memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas.
Baca juga: Siswa Kelas 12 di Sekolah Garuda Transformasi Dapat Bimbingan Intensif Masuk Kampus Top Dunia
Stella mengatakan pembangunan Sekolah Garuda Baru difokuskan pada daerah-daerah yang selama ini masih kekurangan akses pendidikan menengah berkualitas di pelosok-pelosok wilayah Nusantara.
"Hingga saat ini kami sudah melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi seperti Soe di Nusa Tenggara Timur, Belitung Timur, dan Nabire di Papua Tengah," kata Stella.
Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dipilih langsung oleh Presiden Prabowo Subianto karena dinilai sangat membutuhkan kehadiran sekolah unggulan.
Surat hibah lahan untuk pembangunan Sekolah Garuda di wilayah tersebut telah diterima oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Selain membangun sekolah baru, pemerintah juga melaksanakan skema Sekolah Garuda Transformasi dengan mengembangkan SMA dan MA yang sudah ada di pelosok agar mampu bersaing secara global.
Untuk menerapkan program ini, Stella juga telah mengunjungi beberapa lokasi seperti SMA Averos di Sorong dan SMA Negeri 10 Pajar Harapan di Aceh.
Stella menjelaskan bahwa dalam setiap pengembangan Sekolah Garuda Baru maupun Sekolah Garuda Transformasi, pihaknya turut melibatkan universitas setempat sebagai bagian dari strategi membangun ekosistem sains dan teknologi sejak jenjang prauniversitas.
"Kita tingkatkan jalinan hubungan kerja sama antara dosen-dosen di universitas, riset-riset yang dilakukan di universitas dengan anak-anak SMA kita. Nah, ini suatu gerakan yang strategis, tetapi juga visioner," kata dia.
Ia mengatakan pendekatan kolaboratif antara sekolah dan universitas juga memperkuat kualitas pendidikan lokal melalui pemanfaatan keahlian para dosen, serta memperhatikan aspek sosial, budaya, hingga potensi bencana dari daerah tempat sekolah dibangun.