优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Sering Main Gawai, Pria 25 Tahun Alami Sindrom Kepala Tertunduk

TOYKO, KOMPAS.com - Seorang pria berusia 25 di Jepang mengalai sindrom kepala tertunduk atau Dropped Head Syndrome (DHS) karena terlalu sering bermain gawai dengan kepala menunduk.

Kasus tersebut dipublikasikan dalam jurnal kedokteran JOS Case Reports berjudul Severe cervical kyphosis in a young adult with fixed dropped head syndrome, dysphagia, and myelopathy: A case report yang dirilis 4 Desember 2023.

Menurut para peneliti, sindrom kepala tertunduk biasanya dikaitkan dengan penyakit neuromuskular.

Akan tetapi, sindrom itu juga dapat terjadi karena kelainan tulang belakang akibat posisi kepala yang tidak normal dalam jangka waktu lama.

Dalam jurnal tersebut, pria itu terus-menerus menundukkan kepala untuk bermain gawai. Hingga suatu ketika, dia tak bisa lagi mengangkat kepalanya.

Sebelum kepalanya tak bisa diangkat, pria tersebut mengaku sering mengalami nyeri leher yang parah dan kesulitan menelan.

Karena kesulitan menelan, berat badannya turun dengan cepat, sebagaimana dilansir World of Buzz.

Benjolan besar kemudian terbentuk di bagian belakang lehernya yang membuatnya terlalu lemah untuk menopang kepalanya.

Pria tersebut lantas mencari pengobatan dan dengan cepat ditangani oleh dokter. Hasil dari Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan, tulang lehernya rusak dan tidak pada posisinya.

Selain itu, tulang lehernya juga memiliki jaringan parut karena peregangan yang berlebihan.

Laporan itu juga menjelaskan, pria dulunya adalah anak yang aktif sewaktu kecil. Namun, dia sempat mengalami perundungan yang hebat.

Akibat perundungan itu, dia putus sekolah dan menghabiskan waktunya bermain gim di ponselnya selama berjam-jam di kamar.

Sebagai langkah pengobatan awal, dokter menggunakan penyangga leher untuk menyembuhkan sindrom tersebut. Namun, terapi itu tidak berhasil dan pria tersebut mulai mengeluh mati rasa.

Dokter kemudian memutuskan melakukan operasi untuk memotong bagian tulang leher yang rusak dan jaringan parutnya.

Setelah itu, dokter memasukkan sekrup dan batang logam untuk memperbaiki posisi leher pria itu.

Sekitar 6 bulan kemudian, pria itu mampu mengangkat kepalanya dengan mudah dan mempertahankan postur yang benar.

Dokter yang merawat pria itu telah mendesak masyarakat, terutama kaum muda, untuk tidak menggunakan ponsel mereka dengan kepala tertunduk dalam waktu lama.

Pasalna, kondisi tersebut berisiko memicu masalah kesehatan sindrom kepala tertunduk seperti yang dialami pria tersebut. 

/global/read/2025/05/19/132121570/sering-main-gawai-pria-25-tahun-alami-sindrom-kepala-tertunduk

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke