JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tertarik untuk menjajal teknologi panel surya yang bisa dipasang di atas rel kereta api hasil karya startup asal Swiss, Sun-Ways.
Dilansir dari swissinfo.ch, Minggu (18/05/2025), Direktur Mutitron Automa Dieter Napitupulu menyatakan rencananya untuk menerapkan teknologi itu di Bogor, Jawa Barat untuk kemudian diperluas di seluruh Pulau Jawa.
Mutitron Automa adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa energi surya asal Indonesia.
Adapun panel surya lepas-pasang itu kini tengah diuji coba sepanjang 100 meter di Buttes, Swiss.
Baca juga: Teknologi Tenaga Surya di Atas Rel Kereta Swiss Diminati Indonesia
Inovasi ini diklaim sebagai teknologi pertama di dunia yang memungkinkan pemasangan panel surya tanpa mengganggu operasional kereta.
Panel dipasang di bantalan rel dan dapat dipasang atau dilepas dalam hitungan jam dengan mesin khusus. Sistem ini memungkinkan perawatan rel tetap berjalan dan panel tetap bersih berkat sikat pembersih di kereta.
Pendiri Sun-Ways Joseph Scuderi mengembangkan ide ini sejak 2020. Proyek ini didukung oleh 12 perusahaan mitra dan lembaga inovasi Swiss, Innosuisse, dengan anggaran sekitar Rp 10 miliar.
"Kami memasang panel seperti di atap rumah," katanya.
Jika diterapkan secara luas, Sun-Ways memperkirakan 5.320 kilometer jaringan rel Swiss bisa menghasilkan 1 miliar kWh per tahun atau setara 2 persen konsumsi listrik nasional. Ini cukup untuk memasok kebutuhan listrik 300.000 rumah tangga.
Namun, otoritas transportasi Swiss hanya mengizinkan uji coba selama tiga tahun, terutama untuk melihat dampak jangka panjang terhadap struktur rel. Rel di Buttes dipilih karena kereta hanya melaju maksimal 70 kilometer per jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.