KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerasan proyek pabrik dengan nilai fantastis di Cilegon, Banten, yang menyeret oknum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) setempat, memasuki babak baru.
Polda Banten resmi menetapkan tiga tersangka, termasuk Ketua Kadin Cilegon Muhammad Salim (MS) dan Wakil Ketua Kadin Cilegon Ismatullah (IS), atas dugaan penghasutan, pemerasan, dan/atau perbuatan tidak menyenangkan terhadap PT China Chengda Engineering.
Publik pun dibuat bertanya-tanya, siapa sebenarnya PT China Chengda Engineering yang berani 'dipalak' hingga Rp 5 triliun dan menjadi kontraktor proyek strategis nasional (PSN) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto ini?
Baca juga: Ini Pemilik Chandra Asri yang Bangun PSN Pabrik di Cilegon
Terungkap bahwa MS diduga kuat berperan sentral dalam kasus ini. Ia disebut menggebrak meja dan secara terang-terangan meminta jatah proyek senilai Rp 5 triliun untuk Kadin, tanpa melalui prosedur lelang yang seharusnya.
Tak hanya itu, MS juga dituding mengajak dan menggerakkan massa untuk melakukan aksi di lokasi proyek PT China Chengda Engineering.
Sementara itu, tersangka lain, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilegon Rufaji Jahuri (RJ), diduga mengancam akan menghentikan proyek jika HNSI tidak dilibatkan dalam pekerjaan PT China Chengda Engineering.
Sebagai informasi, proyek yang menjadi 'lahan basah' dugaan pemerasan ini adalah Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak usaha raksasa petrokimia Chandra Asri Group.
Pabrik ini ternyata bukan proyek sembarangan. Selain nilai investasi Rp 13,5 triliun, juga sttausnya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkannya sebagai PSN melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Baca juga: Bangun Pabrik Rp 15 Triliun di Cilegon, Chandra Asri Ciptakan 3.250 Lapangan Kerja
Dikutip dari laman resmi perusahaan, China Chengda Engineering Co, Ltd. (Chengda) adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh China National Chemical Engineering Co. Ltd., dan berpusat di Chengdu, China.
Didirikan secara resmi pada tahun 1958, Chengda awalnya merupakan institut desain di bawah Kementerian Industri Kimia.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini bertransformasi menjadi kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang handal di berbagai sektor.
Chengda memiliki portofolio proyek yang mengesankan di sektor petrokimia, kimia gas alam, kimia garam, kimia batu bara, kimia halus, tenaga industri, farmasi, energi baru, material baru, arsitektur, infrastruktur perkotaan, hingga perlindungan lingkungan.
Baca juga: Pabrik CAA di Cilegon Merupakan Proyek Strategis Nasional
Mereka telah berkontribusi dalam pembangunan basis industri utama untuk berbagai konglomerat besar di China, seperti Sinopec, PetroChina, dan China Chemical.
Tak hanya berjaya di negeri sendiri, Chengda juga telah merambah pasar internasional dengan mengerjakan lebih dari 40 proyek di lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat, Arab Saudi, Brasil, Indonesia, Vietnam, Bangladesh, Pakistan, dan Uzbekistan.
Proyek-proyek tersebut meliputi pembangunan pabrik amonia, urea, metanol, soda ash, listrik, hingga terminal LNG/LPG.
Dengan jumlah karyawan mencapai sekitar 1.200 orang dan memiliki ratusan paten serta teknologi hak milik, PT China Chengda Engineering jelas bukan pemain kecil di kancah konstruksi global.
Keberanian mereka untuk melaporkan dugaan pemerasan ini menunjukkan integritas perusahaan dalam menjalankan proyek strategis nasional di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.