JAKARTA, KOMPAS.com - Anak usaha PT Hutama Karya (Persero), PT Hakaaston atau HKA menerapkan konversi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke Compressed Natural Gas (CNG) pada Asphalt Mixing Plant (AMP) Jabodetabek di Cileungsi, Jawa Barat.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen dalam mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), khususnya aspek pengurangan emisi dan penggunaan energi bersih di sektor manufaktur konstruksi sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023.
Konversi energi ini dipilih sebagai solusi atas tingginya beban biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), yang selama ini menjadi salah satu komponen terbesar dalam struktur biaya produksi.
Melalui penerapan konversi CNG sebagai sumber energi alternatif, HKA menargetkan efisiensi sebesar 5 persen pada struktur biaya produksi.
Hasil implementasi menunjukkan, realisasi efisiensi berhasil melampaui target, dengan penurunan biaya mencapai 5,7 persen, sekaligus mendukung keberlanjutan operasional di seluruh wilayah operasional.
Direktur Operasi HKA Martin Nababan menyampaikan, program ini merupakan bagian dari transformasi strategis perusahaan dalam menciptakan sistem produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Baca juga: Hakaaston Dapat Proyek Proving Ground Bekasi, Begini Progresnya
“Kami menyadari tantangan efisiensi energi bukan hanya soal penghematan biaya, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan dan masa depan industri konstruksi. Konversi ke CNG adalah langkah konkret kami menciptakan sistem produksi berkelanjutan dan kompetitif,” kata dia dalam rilis, Senin (19/5/2025).
Penggunaan CNG terbukti lebih unggul dibandingkan penggunaan BBM Solar Industri khususnya pada aspek lingkungan.
Dari faktor emisi, CNG memiliki faktor emisi karbon sebesar 43 ton CO? per terajoule, jauh lebih rendah dibandingkan solar yang mencapai 76 ton CO? –77 ton CO? per terajoule.
Penggunaan CNG oleh HKA diperkirakan mampu menekan emisi karbon hingga 878.584 ton CO? per tahun.
Selain itu, pembakarannya menghasilkan asap yang lebih jernih tanpa meninggalkan residu yang mencemari tanah atau air. Tak kalah penting, konversi ini tidak menurunkan kualitas aspal yang dihasilkan.
“Proses pembakaran CNG lebih bersih dan stabil. Sehingga, menjaga suhu tetap konsisten pada alat pemanas di pabrik aspal. Ini penting menjaga kualitas aspal yang dihasilkan. Tidak seperti BBM Solar yang butuh tangki penyimpanan dan pengelolaan persediaan, CNG langsung disalurkan oleh pemasok tanpa biaya penyimpanan," tambah Martin.
Martin mengutarakan, CNG juga lebih aman karena jika bocor, gasnya akan langsung menguap ke udara.
"Jadi, beralih ke CNG tidak hanya menghemat biaya, tapi juga lebih ramah lingkungan dan meningkatkan mutu produksi," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.