优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Hasil Kebudayaan Meganthropus Paleojavanicus

Nama Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata "mega" yang artinya besar, "anthropus" artinya manusia, "paleo" berarti tua dan "Javanicus" yang berarti Jawa.

Penamaan tersebut berasal dari asal-usul manusia ini, selain diketahui sebagai manusia purba tertua dari Jawa, Meganthropus Paleojavanicus merupakan manusia purba terbesar.

Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh GHR von Koenigswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah, pada 1941.

Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus antara lain, bentuk mukanya masif, tulang pipi tebal, kening menonjol dan bagian belakang kepala menonjol, serta berbadan tegap.

Meganthropus Paleojavanicus hidup pada zaman batu tua (Paleolitikum).

Lantas, apa saja hasil kebudayaan Meganthropus Paleojavanicus?

Hasil kebudayaan Meganthropus Paleojavanicus

Fosil-fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pada lapisan Pleistosen Awal.

Pola kehidupan yang dijalani oleh Meganthropus Paleojavanicus masih nomaden alias berpindah-pindah tempat, serta mencari makan dengan cara berburu dan meramu.

Sayangnya, fragmen fosil yang ditemukan sangat sedikit dan sampai sekarang belum ditemukan alat-alat yang digunakan oleh Meganthropus.

Para ahli pun menjadi mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang mereka tinggalkan.

Hal ini juga yang memicu perbedaan pendapat di kalangan para ahli tentang Meganthropus.

Sebagian ahli menganggapnya sebagai Pithecanthropus, sementara sebagian lainnya meyakininya sebagai Australopithecus.

Di Afrika, ditemukan fosil yang berasal dari lapisan yang sama dengan Meganthropus.

Di sekitar fosil tersebut, ditemukan peralatan dari batu yang masih kasar, menunjukkan pola kehidupan sangat sederhana.

Peralatan tersebut berupa kapak penetak dan alat-alat serpih.

Kapak penetak merupakan peralatan yang dibuat dengan cara memangkas batuan dengan bantuan lainnya untuk mendapatkan tajaman yang sesuai kebutuhan.

Seringnya, hanya dengan dua atau tiga pangkasan karena kemampuan manusia praaksara pada masa Paleolitikum masih sangat terbatas.

Bentuk kapak penetak yang berlekuk-lekuk menjadi ciri khasnya.

Sedangkan kebudayaan alat-alat serpih atau flakes terbuat dari batu berukuran sangat kecil.

Bahan pembuat flake adalah batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam, yang kemudian dibentuk menjadi tajam.

Meganthropus Paleojavanicus tampaknya banyak mengonsumsi tanaman, kemudian juga buah-buahan dan umbi-umbian.

Mereka menggunakan peralatan dari batu tersebut dan tulang hewan mamalia yang dibentuk menjadi semacam belati sebagai alat untuk memotong, mengupas, menggali, dan mengolah makanannya.

/stori/read/2024/07/23/141000879/hasil-kebudayaan-meganthropus-paleojavanicus

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke